Blueprint BI Dorong Transparansi Keuangan Digital Menuju BSPI 2030

Blueprint BI Dorong Transparansi Keuangan Digital Menuju BSPI 2030-Foto:dokumen palpos-
Data menunjukkan ada 91,3 juta populasi unbanked dan 62,9 juta UMKM yang belum sepenuhnya masuk dalam sistem keuangan resmi.
Blueprint BI diarahkan untuk menjawab tantangan tersebut.
Dengan digitalisasi, masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses bank dapat memanfaatkan layanan berbasis aplikasi yang lebih sederhana, terjangkau, dan tidak memerlukan infrastruktur fisik yang rumit.
“Melalui digitalisasi, BI ingin memastikan akses formal yang lebih luas, sehingga masyarakat bisa berpartisipasi dalam ekonomi secara berkelanjutan,” kata Bambang.
Manfaat Strategis Digitalisasi Keuangan
Penerapan BSPI membawa manfaat strategis bagi berbagai pihak:
Pemerintah: lebih mudah mengawasi arus uang, memantau pajak, serta menyalurkan bantuan sosial dengan tepat sasaran.
Industri keuangan: memperkuat sinergi antara bank, fintech, dan platform pembayaran, menciptakan ekosistem yang sehat dan kompetitif.
Masyarakat umum: memperoleh layanan keuangan yang cepat, murah, dan aman.
UMKM: terbantu untuk go digital, memperluas pasar, meningkatkan daya saing, serta mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai.
Peran Sumatera Selatan dalam Ekonomi Digital
Sebagai salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di Sumatera, Sumatera Selatan dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi digital.
Menurut Bambang, adopsi QRIS di Sumsel meningkat pesat, terutama di sektor ritel dan UMKM.
Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap manfaat transaksi digital semakin kuat.
“Sumsel bisa menjadi contoh bagaimana digitalisasi mampu memperluas inklusi keuangan di daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: