Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Ende Menuju Kota yang Mandiri

Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Ende Menuju Kota yang Mandiri

Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Ende Menuju Kota yang Mandiri.--Dokumen Palpos.id

Wacana ini telah muncul sejak lebih dari satu dekade lalu, namun kembali menemukan momentumnya seiring dengan semakin kompleksnya tantangan pembangunan dan tata kelola pemerintahan di wilayah kabupaten yang cukup luas.

Kabupaten Ende sendiri memiliki luas sekitar 2.000 km² dengan topografi yang beragam, mulai dari pesisir hingga pegunungan.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumba Selatan Sesuai Harapan Warga

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumba Timur Jaya Ada Potensi Agrowisata 

Kondisi ini menyulitkan masyarakat di wilayah pesisir atau pedalaman untuk mengakses pelayanan publik secara merata. 

Tak hanya itu, keterbatasan anggaran dan sumber daya birokrasi juga membuat distribusi pembangunan menjadi tidak optimal.

Oleh karena itu, pemekaran wilayah menjadi Calon Kota Ende dipandang sebagai solusi realistis dan progresif.

Profil Calon Kota Ende: Menuju Kota Baru di Jantung Flores

Wilayah yang diusulkan menjadi Calon Kota Ende mencakup kawasan strategis di sekitar pusat pemerintahan Kabupaten Ende saat ini.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan 14 Kabupaten dan Kota Baru Dianggap Sebagai Solusi

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Provinsi Kepulauan Flores Ikon Pariwisata Baru 

Dengan luas 227 km², kawasan ini sudah cukup berkembang secara infrastruktur, ekonomi, dan sosial. 

Beberapa indikator yang mendukung pembentukan kota baru antara lain:

Kepadatan penduduk: Sekitar 107.000 jiwa, yang tersebar di sejumlah kelurahan dan desa dengan tingkat urbanisasi yang cukup tinggi.

Aksesibilitas: Terhubung dengan Bandara H. Hasan Aroeboesman, pelabuhan laut, serta jalur lintas Flores, menjadikannya simpul transportasi penting di kawasan timur Indonesia.

Aktivitas ekonomi: Tumbuhnya sektor perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata terutama di kawasan pesisir dan pusat kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpos.disway.id