‘’Jadi LLDIKTI yang akan melakukan pemindahan ke perguruan tinggi lain selama ada bukti pembelajaran yang otentik dari kampus,” sambung Lukman.
Dijelaskan Lukman, Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek menerima pengaduan masyarakat melalui Sistem Informasi Pengendalian Kelembagaan Perguruan Tinggi pada Pendidikan Tinggi Akademik di https://sidali.kemdikbud.go.id/app.
Bahkan, sampai tanggal 25 Mei 2023, terdapat 52 pengaduan masyarakat. Kemudian, untuk perguruan tinggi swasta yang tidak beroperasi sesuai ketentuan berdasarkan Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2020 akan dikenakan sanksi ringan, sedang, berat, sampai pencabutan izin operasional.
Namun, kata Lukman, untuk pemberian sanksi bagi kampus swasta itu akan dilakukan secara berjenjang.
Dimana, untuk sanksi ringan akan dilakukan di LLDIKTI. Sementara pemberian sanksi sedang dan berat dilakukan Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek dengan melibatkan Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi atau RKPT.
‘’EKPT itu terdiri dari berbagai unsur. Mulai dari kelembagaan, hukum, pembelajaran kemahasiswaan, sumber daya, dan pangkalan data pendidikan tinggi. Sehingga keputusan diambil berdasarkan data dan fakta tervalidasi,” urai Lukman.
Sebab, berdasarkan Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2020, pembubaran PTN dan pencabutan izin PTS salah satunya dilakukan karena dikenai sanksi administratif berat dan tidak lagi memenuhi syarat pendirian.
Selain itu, untuk penyelesaian masalah akademik dan nonakademik yang muncul harus dilakukan paling lama 1 tahun sejak keputusan dari pembubaran atau pencabutannya ditetapkan.
Dan Penyelesaian ini dilakukan oleh Kemendikbudristek untuk pembubaran PTN dan badan penyelenggara PTS bagi pencabutan izin PTS.
BACA JUGA:Usul Daerah Otonomi Baru Kota Lembang Pemekaran Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat...
Dijelaskan Lukman, berdasarkan catatan pihaknya, total perguruan tinggi di Indonesia sampai akhir Maret 2023 berjumlah 4.231 instansi.