Di sisi lain, Indonesia telah melangkah lebih maju dengan mengakuisisi 42 unit Rafale generasi 4,5, menjadi contoh keberhasilan dalam mengelola proyek tersebut.
Pembayaran penuh untuk pesanan tersebut telah terlunasi, menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat kekuatan militer mereka.
Pembayaran dilakukan dalam tiga termin, dengan termin terakhir jatuh pada tanggal tersebut.
BACA JUGA:Teknologi Terkini dan Kesiapan Tempur: In-Depth Mengenai Kekuatan Udara Indonesia
BACA JUGA:Dari M4 ke XM7: Melangkah Maju dengan Senjata Terkini Angkatan Darat AS dalam Program NGSW
Keberhasilan Indonesia dalam membeli dan melunasi Rafale dapat menjadi inspirasi positif bagi India yang tengah menghadapi ketegangan dengan Pakistan.
Meskipun mahal, investasi ini dianggap memiliki nilai tak ternilai, yaitu ketahanan wilayah yang meningkat.
Dengan Rafale, India memiliki peluang untuk bersaing dengan Pakistan yang mengandalkan jet tempur China seperti J-20.
BACA JUGA:APC Anoa 6x6 Buatan PT Pindad Dipercaya Pasukan PBB Untuk Atasi Konflik Dunia
Dassault Aviation, sebagai produsen Rafale, menegaskan kemampuan pesawat ini sebagai jet tempur generasi 4,5 yang segera akan hadir dalam versi generasi kelima, yakni Super Rafale atau Rafale F5.
Rafale memiliki kemampuan multi-role yang mencakup pertahanan udara, serangan anti kapal, hingga pencegahan nuklir.
Sebagai bukti prestasinya, mayoritas pelanggan Rafale di luar Prancis berasal dari wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Qatar, Uni Emirat Arab, hingga Arab Saudi.
BACA JUGA:Melintasi Batas Ketinggian: Bagaimana Rafale Membuat Indonesia Jadi Powerhouse Militer
BACA JUGA:Logistik Spektakuler: Kisah Pengiriman Radar 30 Ton Pemburu Rudal Nuklir untuk TNI AU
Arab Saudi sendiri memilih Rafale setelah menolak mengakuisisi F-35 dari Amerika Serikat, dan keputusan ini juga terkait dengan pembelian jet tempur dari Rusia, yaitu S-400.