Dugaan Korupsi: Pengurangan Volume Pembangunan
Kasus ini bermula dari temuan penyidik Pidsus Kejari OKU Selatan mengenai adanya pengurangan volume dalam pembangunan gedung SMA Negeri 2 Buay Pemaca.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi KONI Sumatera Selatan: Hendri Zainudin Ditahan Penyidik Kejati Sumsel
Modus operandi yang dilakukan oleh para tersangka adalah mengurangi volume pembangunan yang tidak sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan, sehingga menyebabkan kerugian negara.
Berdasarkan penyidikan, kerugian negara mencapai Rp 719.681.378,62 dari total anggaran proyek yang sebesar Rp 2,24 miliar lebih.
Penahanan Tersangka Lain: Pelaksana Proyek dan Konsultan Pengawas
Sebelumnya, dua tersangka lainnya telah ditahan oleh penyidik Pidsus Kejari OKU Selatan.
Mereka adalah I, pelaksana pembangunan gedung baru SMA Negeri 2 Buay Pemaca, dan AP, konsultan pengawas pembangunan.
BACA JUGA:Kejari Lubuklinggau Mengembalikan Uang Negara Rp 730,33 juta dari Kasus Korupsi PT Mura Sempurna
BACA JUGA: Kejari OKU Naikkan Status Perkara Dugaan Korupsi BPBD OKU ke Penyidikan
Keduanya ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik menemukan dua alat bukti yang cukup dan dikeluarkannya surat penetapan pada 29 April 2024.
Mereka ditahan selama 20 hari sejak 29 April 2024 hingga 18 Mei 2024 di Lapas Kelas IIB Muaradua.
Pasal yang Dilanggar dan Potensi Hukuman
Para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Pasal-pasal ini mengatur tentang tindakan korupsi yang merugikan keuangan negara dan hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelakunya.