Mengenal Onde-onde: Camilan Tradisional yang Tetap Digemari di Era Modern
Onde onde-Fhoto: Istimewa-
“Variasi ini menunjukkan kreativitas masyarakat dalam menjaga kue tradisional tetap relevan,” tambah Prof. Wulandari.
Popularitas onde-onde juga tercermin dari keberadaan penjual kaki lima hingga toko kue modern.
BACA JUGA:Opor Ayam, Hidangan Ikonik Nusantara yang Tak Lekang oleh Waktu
Di pasar tradisional, onde-onde sering dijual dengan harga terjangkau, hanya sekitar Rp1.500 hingga Rp3.000 per buah.
Sementara di toko kue modern, onde-onde dijual dalam kemasan menarik dengan harga sekitar Rp25.000 per 6 buah. Meski berbeda harga, rasa manis dan tekstur kenyalnya tetap sama.
Tak hanya sebagai camilan, onde-onde juga memiliki makna simbolis dalam berbagai acara.
Di beberapa budaya, onde-onde digunakan dalam upacara adat atau perayaan tertentu, seperti pernikahan dan perayaan Imlek.
Bentuk bulat onde-onde melambangkan kesempurnaan dan keberuntungan, sedangkan wijen yang menempel di luar dipercaya membawa kemakmuran bagi yang memakannya.
Fenomena onde-onde juga merambah ke dunia digital. Banyak pembuat konten kuliner di media sosial yang memamerkan proses pembuatan onde-onde hingga trik agar kulitnya tetap renyah tetapi isian tetap lembut.
Video-video ini sering mendapatkan ribuan hingga jutaan views, menunjukkan bahwa onde-onde mampu bersaing dengan tren makanan modern seperti dessert box, bubble tea, atau donat premium.
Namun, di tengah popularitasnya, para penjual onde-onde menghadapi beberapa tantangan.
Salah satunya adalah persaingan dengan jajanan modern yang lebih cepat dibuat dan lebih mudah dikonsumsi.
Selain itu, bahan-bahan seperti kacang hijau kadang mengalami kenaikan harga, sehingga memengaruhi harga jual onde-onde.
Meski demikian, ketahanan onde-onde sebagai camilan tradisional tetap kuat karena nilai nostalgia dan rasa autentiknya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


