Rendang Makin Mendunia : Dari Dapur Minang ke Panggung Kuliner Global
Rendang.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Rendang kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu kuliner paling berpengaruh di dunia setelah beberapa pekan terakhir muncul dalam sejumlah festival kuliner internasional.
Hidangan tradisional asal Minangkabau ini tidak hanya digemari karena cita rasanya yang kaya rempah, tetapi juga karena nilai budaya yang melekat dalam setiap proses memasaknya.
Dalam ajang World Culinary Heritage Week yang diadakan di Amsterdam awal bulan ini, rendang menjadi salah satu hidangan yang paling banyak diburu pengunjung.
Para juru masak dari Indonesia menyajikan rendang dengan berbagai varian, mulai dari rendang daging sapi, ayam, hingga versi vegetarian yang menggunakan jamur dan kacang merah.
BACA JUGA:Lobster Bakar Keju Jadi Primadona Baru Kuliner Laut, Antrean Mengular di Berbagai Kota
BACA JUGA:Ramen Jadi Primadona Kuliner 2025, Kedai-Kedai Baru Bermunculan di Berbagai Kota
Antrian panjang di depan stan Indonesia menunjukkan besarnya minat publik dunia terhadap masakan berlumur bumbu tersebut.
Menurut panitia festival, lebih dari 12 ribu porsi rendang disajikan selama tiga hari pelaksanaan.
Angka tersebut menempatkan rendang di posisi tiga besar makanan paling laris, bersaing dengan hidangan khas India dan Meksiko. “Rendang memiliki rasa yang sangat kompleks, seimbang antara pedas, gurih, dan aroma rempah yang kuat.
Tidak heran banyak pengunjung kembali lebih dari sekali untuk mencicipinya,” ujar salah satu kurator acara, Maria Schoff, dalam konferensi pers penutupan.
BACA JUGA:Fenomena Pangsit Chili Oil : Cita Rasa Pedas yang Membuat Lidah Bergoyang
BACA JUGA:Basreng Chili Oil : Cemilan Pedas yang Menggoda Lidah Anak Muda
Rendang telah lama dikenal sebagai simbol kuliner Indonesia. Proses memasaknya yang membutuhkan waktu berjam-jam sering disebut sebagai wujud kesabaran dan ketekunan masyarakat Minangkabau.
Bumbu yang digunakan pun memiliki makna filosofis mendalam: cabai melambangkan keberanian, santan mencerminkan persatuan, sementara rempah lain seperti kunyit, jahe, dan lengkuas dianggap sebagai perlambang kearifan lokal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


