Musni Umar Penulis Buku 'Jokowi Satrio Piningit Indonesia' Ungkap Hal Mengejutkan

Musni Umar Penulis Buku 'Jokowi Satrio Piningit Indonesia' Ungkap Hal Mengejutkan

Musni Umar Penulis Buku 'Jokowi Satrio Piningit Indonesia--

JAKARTA, PALPOS.ID - Penulis buku 'Jokowi Satrio Piningit Indonesia' Prof. Dr Musni Umar ungkap hal tak terduga terkait hasil karyanya pada masa pencalonan awal Joko Widodo sebagai Presiden tahun 2014 silam.

Guru besar Universitas Ibnu Chaldun yang saat ini menjadi salah satu Loyalis Bacapres Anis Baswedan tersebut mengaku karyanya itu hasil percakapan dengan sejumlah wong cilik atau masyarakat bawah dalam rangka penelitian untuk bahan disertasi.

"Saya menulis buku "Jokowi Satrio Piningit" merupakan hasil percakapan dengan para wong cilik di Solo sewaktu saya melakukan penelitian dlm rangka penulisan disertasi saya," katanya dikutip dari akun twitter pribadinya. Selasa 13 Juni 2023.

BACA JUGA:Gara-gara Jalan Licin, Lansia di Ogan Ilir Tergelincir Hingga Akhirnya Terlindas Truk..

Menurut Umar,  masyarakat bawah yang hidup miskin meyakini akan datang pemimpin yg kelak akan membebaskan mereka dari kemiskinan. Dirinya kemudian mengaitkan hal itu dengan kepercayaan masyarakat akan datangnya Imam Mahdi.

"Jokowi yang dicitrakan oleh media sangat  sederhana dan merakyat, publik menduga dia adalah satrio piningit untuk membebaskan orang-orang miskin. Pandangan para wong cilik itu saya  tulis dalam sebuah buku 'Jokowi Satrio Piningit Indonesia'," ungkapnya.

Dikatakanya, Periode pertama kepemimpinan Jokowi sebagai presiden tidak terbukti sebagai satrio piningit, oleh karenanya pada pemilu berikutnya dirinya mendukung Prabowo yang saat itu maju dengan Sandiaga Uno.

BACA JUGA:Kota Bandung Ibukota Jawa Barat Memiliki Banyak Julukan, Berikut Sejarah dan 8 Fakta yang Menakjubkan

"Menjelang pemilu periode kedua kepemimpinan Jokowi, ada yg telepon mengaku dari istana,  minta saya mendukung Jokowi, tapi saya tidak respon karena  merasa yg saya tulis dalam buku itu tidak menjadi kenyataan," ungkap dia.

Bahkan dirinya tidak tahu sama sekali yang mencetak ulang dan menyebarluaskanya kepada publik menjelang pemilu presiden 2019. Dirinya mengaku banyak mendapat kecaman setelah menerbitkan buku tersebut.  

"Saya jawab, itu  ijtihad politik yg niatnya untuk menyalurkan harapan dan kepercayaan para wong cilik, ternyata salah. 

BACA JUGA:56 Desa di OKI akan Gelar Pilkades Serentak, Pemerintah Kabupaten Bersiap

Dirinya bahkan menegaskan, bahwa dirinya bukan orang  yang memuji dan membenarkan yang salah dan menutupi kebobrokan demi memperoleh kekuasaan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: