Mengulik Sejarah Tarian Khas Desa Sawah Empat Lawang, Legenda Cinta Si Pahit Lidah

Mengulik Sejarah Tarian Khas Desa Sawah Empat Lawang, Legenda Cinta Si Pahit Lidah

Ilustrasi tarian Putri Puyang--

EMPATLAWANG,PALPOS.ID - Desa Sawah Empat Lawang adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Muara Pinang.

Desa Sawah sebuah desa yang terletak di daerah yang subur di Indonesia, terkenal dengan keindahan alamnya dan kebudayaan yang kaya.

Salah satu kekayaan budaya yang paling dihargai oleh masyarakat desa adalah tarian tradisional mereka yang disebut Tarian Puyang Putri.

BACA JUGA:Mengapa Perempuan Suka Warna Pink

Tarian ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan dikaitkan dengan legenda cinta yang tragis antara dua orang kekasih, yaitu Si Pahit Lidah dan Putri Puyang.

Legenda Cinta Si Pahit Lidah dan Putri Puyang diceritakan bahwa, mereka adalah pasangan muda yang jatuh cinta satu sama lain.

Namun, mereka berasal dari dua keluarga yang berseteru dan tidak memperbolehkan hubungan mereka.

BACA JUGA:Tujuh Anak Nabi Muhammad SAW, 6 Dari Khadijah RA

Si Pahit Lidah berasal dari keluarga petani sederhana, sementara Putri Puyang adalah putri dari keluarga bangsawan yang kaya. Konflik ini menjadi penghalang bagi mereka untuk bersatu.

Meskipun terhalang oleh perbedaan status sosial dan harta, cinta mereka tetap teguh.

Mereka bertemu secara diam-diam di malam hari di bawah pohon beringin besar di desa Sawah Empat Lawang.

BACA JUGA:9 Gunung Paling Angker di Indonesia, Bahkan Ada Yang Dijadikan Sebagai Tempat Pesugihan

Di bawah sinar bulan, mereka menari dengan penuh semangat dan keindahan yang mengekspresikan perasaan cinta dan kerinduan mereka yang mendalam satu sama lain.

Tarian ini menjadi simbol cinta yang tulus dan keberanian untuk menghadapi rintangan.

Tarian Puyang Putri diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi di Desa Sawah Empat Lawang.

BACA JUGA:6 Fakta Menarik Madura Calon Provinsi Baru Pemekaran Provinsi Jawa Timur Selain Dikenal Pulau Garam

Setiap gerakan tarian ini diilhami oleh kisah cinta tragis antara Si Pahit Lidah dan Putri Puyang.

Gerakan lembut dan anggun mencerminkan keindahan dan kehalusan perasaan cinta mereka, sementara gerakan yang kuat dan tegas mewakili keberanian dan tekad mereka untuk bersatu.

Para penari tarian ini mengenakan pakaian tradisional yang khas. Para penari wanita mengenakan kebaya berwarna terang dengan kain batik dan hiasan emas yang indah.

BACA JUGA:5 Letusan Gunung Berapi Paling Dahsyat di Indonesia, Sampai Buat Manusia Purba di Afrika Selatan Nyaris Punah

Sementara itu, para penari pria mengenakan pakaian tradisional khas yang mencerminkan kesederhanaan dan keanggunan.

Tarian Puyang Putri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Sawah Empat Lawang.

Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya, pernikahan, dan festival lokal.

BACA JUGA:Tradisi Palembang Bingen, Menidurkan 7 Janda 7 Hari 7 Malam di Rumah Baru

Masyarakat desa Sawah dengan bangga menjaga tradisi ini hidup, karena tarian ini bukan hanya tentang keindahan gerakan dan melodi yang memikat, tetapi juga tentang warisan budaya dan cinta yang tak terlupakan.

Tarian Puyang Putri tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan kita tentang arti sejati dari cinta dan keberanian.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: