Revitalisasi Mainan Tradisional "Lompat Karet" Membawa Kembali Kegemaraan Generasi Muda
Permainan lompat karet--
PALEMBANG, PALPOS.ID.- Dalam upaya melestarikan budaya dan mempromosikan kegiatan fisik di era digital, mainan tradisional "Lompat Karet" kini mengalami kebangkitan popularitas di kalangan anak-anak dan remaja.
Bermain lompat karet, yang sebelumnya mungkin terlihat sebatas kenangan bagi generasi sebelumnya, kini menjadi tren yang semakin mengakar di kalangan generasi muda.
Mainan ini, yang melibatkan pemain melompati tali elastis yang diikatkan pada kaki para pemainnya, telah menjadi lambang kegembiraan dan interaksi sosial dalam budaya kita.
BACA JUGA:Benteng Mainan Tradisional Indonesia, Mempertahankan Warisan Budaya
Seiring dengan teknologi yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari, para pemuda dan anak-anak kini mulai mencari alternatif hiburan yang menyenangkan dan fisik.
Tidak hanya menjadi sarana olahraga yang mengasyikkan, lompat karet juga memberikan sejumlah manfaat kesehatan.
Aktivitas ini membantu meningkatkan koordinasi, fleksibilitas, dan kekuatan otot pada pemainnya. Selain itu, revolusi mode bermain lompat karet juga telah memasuki dunia kompetitif, dengan turnamen dan kompetisi lompat karet yang diadakan di berbagai tempat.
BACA JUGA:Mainan Kelereng Masih di Hati Anak di Indonesia
Organisasi masyarakat dan sekolah-sekolah telah berperan penting dalam mempopulerkan kembali mainan tradisional ini.
Mereka mengadakan acara-acara komunitas dan workshop di mana anak-anak dapat belajar teknik-teknik lompat karet yang berbeda dan juga memahami nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya.
Salah satu peserta workshop, Anisa, berusia 12 tahun, mengatakan, "Aku sangat senang bisa belajar bermain lompat karet.
BACA JUGA:Tak Tegerus Oleh Zaman Pesona Mainan Layangan Tetap Primadona
Selain seru, aku juga bisa berolahraga dengan teman-temanku di luar ruangan. Ini lebih baik daripada hanya duduk di depan layar sepanjang hari."
Dengan revolusi kembali ke mainan tradisional seperti lompat karet, harapan akan kelestarian budaya dan kebiasaan bermain fisik di tengah era digital tampak semakin mungkin terwujud.
Para orang tua dan guru kini berkolaborasi untuk mengintegrasikan aktivitas-aktivitas semacam ini dalam rutinitas harian anak-anak, guna menciptakan generasi yang lebih seimbang dalam hal teknologi dan kegiatan fisik.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: