Miris ! Tak Miliki Gedung Sendiri Pelajar 3 SD Negeri di Prabumulih Terpaksa Numpang
Miris ! Tak Miliki Gedung Sendiri Pelajar 3 SD Negeri di Prabumulih Terpaksa Numpang --
PRABUMULIH,PALPOS.ID - Diusia Kota Prabumulih yang ke 22 tahun, masih ada 3 Sekolah Dasar (SD) Negeri yang belum memiliki gedung sendiri.
Akibatnya, para siswa SD Negeri tersebut terpaksa menumpang belajar di SD Negeri lainnya.
Persoalan itu diungkapkan langsung, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Prabumulih, Ridwan SPd melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar, Kurnia Pratama SPD, kepada wartawan, Senin (23/10).
BACA JUGA:Gelar Aksi Solidaritas Untuk Palestina, IKADI Prabumulih Himpun Dana Rp119 Juta
Dijelaskan Kurnia, SDN yang belum memiliki gedung sendiri tersebut yakni SD Negeri 42, SD Negeri 44 dan SD Negeri 36.
“SD Negeri 42 menumpang belajar di SD Negeri 30, SDN Negeri 44 numpang belajar di SD Negeri 9 sedangkan SD Negeri 36 mumpang belajar di SD Negeri 26,” ungkapnya.
Lantaran tak memiliki gedung sendiri tersebut sambung Kurnia, pihak sekolah terpaksa membagi jadwal kegiatan belajar mengajar pagi dan siang hari.
BACA JUGA:Pj Walikota Prabumulih Wajibkan Kades Anggarkan Pembelian APAR
“Jadi dibagi ada yang belajar pagi, dan ada yang belajarnya siang,” ujarnya.
"Saat ini di kota Prabumulih ini banyak sekolah tergabung di satu komplek, satu bangunan bahkan ada 5 sekolah dasar, ada yang 4 sekolah dan ada yang 3 sekolah," bebernya.
Lebih lanjut Kurnia menuturkan, pihaknya pernah mengusulkan ke DPRD Kota Prabumulih agar sekolah yang belum memiliki gedung sendiri atau berada dalam satu komplek dimerger menjadi satu sekolah sehingga tidak banyak sekolah yang tak memiliki gedung.
BACA JUGA:Bantu Masyarakat Atasi Krisis Pangan, Partai Demokrat Prabumulih Telah Menggelontorkan 40 Ton Beras
"Tapi dulu tidak berhasil karena banyak pertimbangan, seperti dana bos, kepala sekolah dan lainnya sehingga tidak disetujui," bebernya.
Sementara untuk membangun gedung sekolah baru sambung Kurnia, pihaknya terkendala tak memiliki lahan sedangkan saat hendak membeli tanah harganya melebihi NJOP Kota Prabumulih.
"Rata-rata sekolah dasar banyak dalam satu komplek itu berada di tengah kota sehingga tidak ada lagi lahan. Untuk membeli lahan membangun sekolah baru, warga menjual tanah jauh diatas NJOP," katanya.
BACA JUGA:Datangi KPU-Bawaslu, Relawan AMIN Berharap KPU dan Bawaslu Tegak Lurus Undang-Undang
Sedangkan apabila dibangun di tempat yang jauh, para orang tua tidak mau memindahkan anak dikarenakan jarak tempuh dan biaya.
"Kalau misal empat sekolah dipasar dipisah ke bangunan-bangunan baru yang jaraknya jauh tentu para orang tua tidak mau, sementara kita prihatin satu bangunan ada empat sekolah dan penuh sesak, ini masalahnya," tutupnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: