Perekonomian Indonesia Tetap Stabil di Tengah Tantangan Global

Perekonomian Indonesia Tetap Stabil di Tengah Tantangan Global

--

BACA JUGA:Miliki Sitem Keamanan Sangat Baik, Dodge Charger SRT 8 Pernah Dipakai Merampok Bank di film FF5

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana meningkat 1,77 persen month-to-date, dan investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp6,31 triliun month-to-date.

Secara year-to-date, kinerja industri reksa dana relatif stabil dengan NAB yang menurun 0,67 persen, tetapi masih mencatatkan net subscription sebesar Rp8,98 triliun.

Penghimpunan dana di pasar modal terus tinggi, mencapai Rp255,39 triliun dengan 83 emiten baru tercatat hingga 29 Desember 2023. Capaian ini telah melampaui target di tahun 2023.

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel, Perkuat Digitalisasi QRIS dan EDC di Kampung Jamu Bintara Palembang

BACA JUGA:Hmhmhm! RUPST Rombak Jajaran Direksi Bank Syariah Indonesia, Dampak Hacker Serang Akses Layanan BSI?

Sementara itu, terdapat 85 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp28,68 triliun, termasuk rencana Initial Public Offering (IPO) oleh 60 perusahaan baru.

Di sektor Securities Crowdfunding (SCF), yang merupakan alternatif pendanaan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK.

Hingga 29 Desember 2023, SCF berhasil menghimpun total dana sebesar Rp1,04 triliun dengan 494 penerbit dan 168.068 pemodal.

BACA JUGA:Bank Mayora Jadi Bank Digital, Ini Jajaran Manajemen Barunya..

BACA JUGA:Konsisten Terapkan Praktik GCG, Bank Mandiri Taspen, Cetak Rekor Laba Tertinggi Sebesar Rp 1,1 Triliun

Bursa karbon juga mencatat pertumbuhan yang signifikan sejak diluncurkan pada 26 September 2023. Hingga 29 29 Desember 2023, tercatat 46 pengguna jasa di bursa karbon yang mendapatkan izin (30 November 2023: 41 pengguna jasa) dengan total volume sebesar 494.254 tCO2e (setara ton CO2) dan akumulasi nilai sebesar Rp30,91 miliar dengan rincian 30,38 persen di pasar reguler (Rp9,39 miliar), 9,83 persen di pasar negosiasi (Rp3,04 miliar), dan 59,79 persen di pasar lelang (Rp18,48 miliar). 

"Ke depan, potensi perdagangan bursa karbon diperkirakan masih akan terus meningkat, mengingat saat ini sudah semakin banyak industri yang memiliki target net zero emission," pungkasnya. ***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: