Terbang Tinggi Bersama Surion: Korea Selatan Akan Tinggalkan Black Hawk

Terbang Tinggi Bersama Surion: Korea Selatan Akan Tinggalkan Black Hawk

--

BACA JUGA:Rahasia Mahal CH 47F Chinook: Kisah Helikopter Canggih yang Ditawarkan ke Indonesia

KUH-1 Surion, yang tergolong dalam kelas medium transport helicopter, memiliki dua mesin turboshaft Samsung Techwin T700-ST-701K, masing-masing dengan kekuatan 1.950 hp.

Mesin ini memiliki latar belakang dari platform mesin buatan AS, General Electric T700-GE701C.

Kecepatan maksimum KUH-1 Surion mencapai 290 km per jam dengan kecepatan jelajah 279 km per jam, menunjukkan daya dorong yang mengesankan.

BACA JUGA:CZ 805 BREN: Senapan Serbu Elite yang Merajai Lautan - Pilihan Kopaska dan Marinir

BACA JUGA:Teknologi Terkini dan Kesiapan Tempur: In-Depth Mengenai Kekuatan Udara Indonesia

Namun, cerita ini tidak berhenti di situ. KAI ternyata tidak hanya terpaku pada produksi KUH-1 Surion.

Mereka juga tengah mengembangkan versi ringan dan bersenjata dari Surion, dikenal sebagai Light Armed Helicopter (LAH), yang dibangun berdasarkan basis Airbus H155.

Pengembangan LAH sejalan dengan proyek Light Civil Helicopter (LCH), dengan KAI berencana untuk mengembangkan LCH 4,5-metrik-ton pada tahun 2021 dan mengubahnya menjadi LAH pada tahun 2023.

BACA JUGA:Dari M4 ke XM7: Melangkah Maju dengan Senjata Terkini Angkatan Darat AS dalam Program NGSW

BACA JUGA:APC Anoa 6x6 Buatan PT Pindad Dipercaya Pasukan PBB Untuk Atasi Konflik Dunia

Prototipe LAH sendiri telah diperkenalkan oleh KAI pada Desember 2019. LAH, yang dilengkapi dengan kanon Gatling 20 mm di bawah hidungnya, roket 70 mm, dan sistem peringatan dini dari rudal, dirancang untuk menggantikan Bell AH-1 Cobra dan helikopter MD 500 yang saat ini dioperasikan oleh AD Korsel.

Penting untuk dicatat bahwa keputusan Korsel untuk memprioritaskan produksi helikopter dalam negeri ini merupakan langkah strategis yang mencerminkan upaya negara tersebut untuk mencapai kemandirian dalam sektor pertahanan dan teknologi militer.

Ini juga memberikan sinyal kuat terkait dengan ambisi Korsel untuk meningkatkan kapabilitas pertahanan mereka di tingkat regional, menggambarkan kedewasaan dan kemandirian negara ini di panggung geopolitik internasional***.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: