Menggali Identitas Tatar Pasundan di Jawa Barat: Dinamika Nama dan Pendidikan Sebuah Provinsi

Menggali Identitas Tatar Pasundan di Jawa Barat: Dinamika Nama dan Pendidikan Sebuah Provinsi

Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Inilah 10 Daerah Paling Kaya dan Siap Bentuk Daerah Otonomi Baru.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Legitimasi Pergantian Nama Provinsi:

Inisiasi pergantian nama menjadi Provinsi Pasundan bukanlah semata aspirasi tanpa dasar hukum. 

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 30 tahun 2012 tentang pedoman pemberian nama ibu kota, nama daerah, dan pemindahan ibu kota, serta diatur dalam UU Otda 32/2004 jo UU 23/2014, memberikan landasan hukum bagi perubahan ini. 

Contoh perubahan nama provinsi lainnya, seperti Papua menjadi Irian Jaya dan Aceh menjadi Nangroe Aceh Darussalam, telah memberikan legitimasi pada perubahan ini. 

BACA JUGA:Tabrakan Kereta di Bandung, Jawa Barat: Kecelakaan yang Mengganggu Pelayanan Kereta Api

BACA JUGA:Pemekaran Kota Cikampek Dapat Dukungan Massa: Rencana Membentuk Daerah Otonomi Baru di Jawa Barat

Penting diingat bahwa pergantian nama ini tidak mengubah struktur pemerintahan dan jumlah kabupaten/kota yang sudah ada di Indonesia. 

Ini hanya mencerminkan perubahan identitas dan memberikan dorongan positif bagi masyarakat Pasundan untuk lebih menghargai akar budayanya.

Dampak Globalisasi terhadap Identitas Lokal:

Prof. Asep Syaifuddin, seorang akademisi terkemuka, menyoroti dampak globalisasi terhadap identitas Tatar Pasundan. 

Sejak 2003, prestasi pendidikan di Jawa Barat terus menurun, sementara posisi kemiskinan bertahan di peringkat 15. 

BACA JUGA:Pemekaran Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat: Alasan dan Rencana Pembentukan Kabupaten Jampang

BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Jawa Barat: Langkah Strategis Menuju Era Baru dengan Tiga Provinsi Baru

Hal ini menunjukkan adanya kehilangan jati diri di antara masyarakat Pasundan dibandingkan dengan daerah lain seperti Banten, Papua Barat, dan Nangroe Aceh Darussalam. 

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menggambarkan bahwa persentase partisipasi usia pendidikan SMP di Jawa Barat berada di peringkat 24, kalah dengan Papua Barat dan Aceh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: