Pekerjaan Rumah Industri Pertahanan Indonesia Revitalisasi dan Tantangan Masa Depan
--
BACA JUGA:Mengenal M3CS Milik Kopasgat TNI AU: Inovasi Terbaru dalam Komunikasi dan Pengawasan Militer
Namun, masuk ke dalam global supply chain bukanlah hal yang mudah, membutuhkan kompetensi, keuangan yang sehat, dan permodalan yang memadai.
Kemampuan rekayasa juga menjadi fokus penting dalam meningkatkan daya saing industri pertahanan. Namun, nilai anggaran belanja modal yang terbatas sulit untuk menjamin pesanan yang berkelanjutan.
Kebijakan offset dan kandungan lokal untuk pengadaan sistem senjata dari luar negeri telah menjadi fokus penting dalam upaya meningkatkan penguasaan teknologi oleh industri pertahanan domestik.
BACA JUGA:Indonesia Pernah Alami Mimpi Buruk Akibat Embargo Senjata Oleh AS
BACA JUGA:DI Tengah Konflik Ukraina Rusia Produksi Massal Bom FAB-3000 Paling Merusak di Dunia
Namun, keberhasilan kebijakan ini masih memerlukan audit sektoral untuk mengevaluasi kontribusinya.
Negosiasi akhir akuisisi kapal selam diesel elektrik dengan Naval Group menjadi tantangan bagi Indonesia dalam memperoleh offset sebanyak mungkin.
Namun, kemampuan menyerap teknologi dan pengetahuan dari mitra asing juga penting untuk dikembangkan.
BACA JUGA:Prancis dan Jerman Berbagi Peran untuk Membangun Tank Generasi Mendatang
BACA JUGA:Indonesia Pesan Enam Frigat Kelas FREMM dari Italia: Kerjasama Strategis PT PAL dan Fincantieri
Dengan Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan, pemerintahan baru memiliki pekerjaan rumah yang menantang, termasuk menciptakan level playing field antara BUMN dan swasta serta mengatasi tantangan permodalan, ekspansi pasar, dan penggunaan teknologi dual use.
Masa depan industri pertahanan Indonesia bergantung pada kemampuan untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada di pasar global.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: