Transformasi Pertahanan: Prancis dan Jerman Berkolaborasi dalam Proyek MGCS

BACA JUGA:Cerita di Balik KC-130B Hercules A-1309 Pertama Indonesia dan Skadron Udara 32 TNI AU

Pendekatan ini berlandaskan pada keahlian teknis dan sumber daya yang saling melengkapi dari masing-masing perusahaan yang terlibat.

Proyek ini akan terstruktur dalam delapan pilar, mencakup berbagai aspek mulai dari pengembangan sasis dengan navigasi otomatis, pertahanan terhadap serangan drone, hingga pembuatan lingkungan simulasi dan pengembangan sistem komunikasi serta komando yang canggih.

Setiap pilar akan dikepalai oleh tim dari Prancis, Jerman, atau secara bersama, tergantung pada spesialisasi dan keahlian masing-masing pihak.

BACA JUGA:Inovasi Baru dari Tanah Air: Senjata Lawan Tank (SLT) Buatan PT Dahana dan PT Hariff DTE

BACA JUGA:Indonesia Perkuat Garis Pertahanan Udara Canggih dengan Akuisisi Hisar-O Turki

Sebagai langkah awal, industri akan memulai negosiasi untuk pendirian perusahaan proyek pada tahun 2025, yang bertujuan untuk mengkoordinasikan dan memaksimalkan kekuatan serta kapabilitas kolektif para anggota konsorsium.

Ini merupakan bagian dari strategi untuk memastikan bahwa MGCS tidak hanya menjadi platform pertempuran darat yang canggih, tetapi juga sebagai simbol kerjasama antarbangsa yang efektif dan produktif dalam menjaga keamanan dan stabilitas global.

Proyek MGCS menandai bab baru dalam inovasi pertahanan dengan mengintegrasikan teknologi terkini untuk menciptakan solusi pertahanan yang lebih aman, cerdas, dan responsif terhadap tantangan masa depan.

BACA JUGA:Mengenal IFAR 22: Senapan Serbu Buatan Indonesia Dengan Teknologi Bullpup

BACA JUGA:Debut Kendaraan Pengangkut Roket Astros Asli Buatan Anak Bangsa

Dengan dukungan penuh dari pemangku kepentingan, MGCS diharapkan untuk tidak hanya memperkuat kekuatan militer kedua negara tetapi juga memposisikan Eropa sebagai pemimpin dalam teknologi pertahanan canggih.***

 

Sumber: