Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Data dan Fakta Tana Toraja Calon Ibukota Provinsi Otonomi Baru
Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Data dan Fakta Tana Toraja Calon Ibukota Provinsi Otonomi Baru.-Palpos.id-Foto: Ist/Palpos.id
Masyarakat Tana Toraja memandang kematian bukan sebagai akhir, melainkan sebagai langkah menuju dunia roh.
Prosesi pemakaman di daerah ini dikenal sangat kompleks dan mendalam, sering kali melibatkan upacara besar yang disebut Rambu Solo'.
Dalam upacara ini, keluarga almarhum akan mengadakan pesta besar yang bisa berlangsung berhari-hari, dan memerlukan persiapan yang matang.
Salah satu elemen yang paling dikenal dari upacara ini adalah pembuatan patung kayu yang disebut "tau-tau," yang dipercaya sebagai representasi roh orang yang telah meninggal.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Sejarah Panjang Calon Otonomi Baru Sejak 30.000 Tahun Silam
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Menyingkap Kaya Budaya Calon Kabupaten Otonomi Baru
2. Rumah Tongkonan
Rumah adat Tana Toraja, yang dikenal dengan nama "Tongkonan," memiliki arsitektur yang sangat khas.
Atapnya yang menjulang tinggi di kedua ujung dan dihiasi dengan ornamen-ornamen rumit, mencerminkan keahlian seni dan simbolisme budaya masyarakat Toraja.
Tongkonan tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan ritual adat.
Setiap ukiran pada rumah ini memiliki makna tersendiri, mencerminkan status sosial dan sejarah keluarga pemilik rumah.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Wacana dan Usulan Wilayah Otonomi Baru Terus Bergulir
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Menggali Kekayaan Kabupaten Bone Menuju Otonomi Baru
3. Pemandangan Sawah Bertingkat
Tana Toraja juga terkenal dengan pemandangan sawah bertingkatnya yang menakjubkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: