Mitos Gigi Berbunyi Saat Tidur Dianggap Memiliki Khodam: Fakta atau Fiksi?
Mitos Gigi Berbunyi Saat Tidur Dianggap Memiliki Khodam: Fakta atau Fiksi?.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Faktor Risiko Bruxism
Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya bruxism meliputi:
BACA JUGA:Cek Fakta: Penelitian Menyelidiki Klaim Filter Rokok Mengandung Darah Babi
BACA JUGA:Manfaat Buah Manggis Bagi Ibu Hamil, Yuk Cek Faktanya
Stres: Stres dan kondisi psikis lainnya seperti kecemasan, marah, hingga frustrasi dapat memicu kebiasaan menggemeretakkan gigi.
Usia: Anak-anak lebih rentan mengalami bruxism, terutama selama pertumbuhan gigi.
Kepribadian: Orang dengan kepribadian agresif, kompetitif, dan hiperaktif lebih mungkin mengalami bruxism.
Terapi Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, dapat menyebabkan bruxism sebagai efek samping. Begitu pula dengan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan konsumsi kafein.
Riwayat Keluarga: Kebiasaan bruxism sering kali diturunkan dalam keluarga.
Gangguan Kesehatan: Beberapa kondisi medis seperti Parkinson, demensia, GERD, epilepsi, sleep apnea, dan ADHD dapat meningkatkan risiko bruxism.
Penanganan Bruxism
Menurut Aloe F. (2008) dalam "Sleep bruxism treatment" yang dimuat di Journal Sleep Sci, tidak ada satu jenis perawatan yang pasti untuk bruxism.
Penanganan biasanya melibatkan kombinasi perawatan perilaku, perawatan gigi, dan perawatan farmakologis. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan meliputi:
Terapi Perilaku: Mengurangi stres dan kecemasan melalui teknik relaksasi dan terapi perilaku kognitif.
Perawatan Gigi: Penggunaan pelindung gigi atau splint untuk mencegah kerusakan gigi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: