Sumsel Jadi Pusat Pengembangan Budidaya Sapi dengan Pola Siska Berkat Dukungan BPDPKS dan Aspekpir

 Sumsel Jadi Pusat Pengembangan Budidaya Sapi dengan Pola Siska Berkat Dukungan BPDPKS dan Aspekpir

--

Sementara itu, Bambang Gianto, Wakil Ketua Aspekpir Indonesia sekaligus Ketua DPD I Aspekpir Sumatra Selatan, menjelaskan bahwa budidaya sapi melalui pola Siska telah berkembang cukup pesat di kalangan petani sawit plasma anggota Aspekpir di Sumatra Selatan.

Menurutnya, di wilayah Musi Banyuasin (Muba), tidak kurang dari 1.500 ekor sapi telah dibudidayakan oleh petani plasma menggunakan pola Siska.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Tandatangani Deklarasi Final Dokumen Materi Teknis Muatan Perairan

BACA JUGA:Kantor Penghubung Komisi Yudisial di Sumsel: Langkah Baru dalam Memperkuat Integritas Peradilan

Namun, Bambang juga mencatat bahwa pengembangan budidaya sapi di kalangan anggota Aspekpir di Sumsel belum terhimpun dalam wadah organisasi yang kuat.

Dengan dukungan dari BPDPKS, Bambang berharap dapat mempercepat populasi sapi dan meningkatkan jumlah peternak sapi yang mengadopsi pola Siska.

Ia menekankan bahwa nilai tambah dari pola Siska sangat besar bagi petani sawit, dan oleh karena itu, pengembangan pola ini di kalangan petani plasma sawit menjadi sangat penting.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Ir. Agus Darwa, M.Si, menambahkan bahwa dukungan BPDPKS sangat krusial untuk mendukung budidaya sapi berbasis kelapa sawit secara masif.

BACA JUGA:Sekda Sumsel Edward Candra Terima Duplikat Bendera Pusaka HUT RI Ke-79 dari Kepala BPIP RI

BACA JUGA: Inflasi Sumsel Juli 2024 Tercatat 1,87%: Pj Gubernur Elen Setiadi Ungkap Kondisi Ekonomi Terkini

Agus Darwa mengungkapkan bahwa dana yang dihimpun oleh BPDPKS sangat besar dan bisa dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan budidaya sapi melalui bidang sarana dan prasarana, khususnya untuk petani sawit yang melakukan replanting.

Menurutnya, jika pengembangan budidaya sapi berbasis kelapa sawit dimasukkan ke dalam program sarana dan prasarana, maka dana tersebut dapat dioptimalkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Rusman Heriawan, Ketua Dewan Pengawas Aspekpir Indonesia, menjelaskan bahwa pola Siska menjadi semakin penting seiring dengan penurunan jumlah populasi sapi dalam 10 tahun terakhir.

Ia percaya bahwa pola Siska dapat mendorong investasi dari perusahaan sawit dan pemerintah, terutama dalam pengadaan sapi bakalan dan sapi indukan.

BACA JUGA:Pertamina Ambil Langkah Masif, Serahkan Bantuan Penanggulanan Karhutla di Sumsel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: