Menjaga Keberlanjutan Media Massa di Tengah Disrupsi Digital: Fokus Belanja Iklan Pemerintah untuk Media

Menjaga Keberlanjutan Media Massa di Tengah Disrupsi Digital: Fokus Belanja Iklan Pemerintah untuk Media

Menjaga Keberlanjutan Media Massa di Tengah Disrupsi Digital: Fokus Belanja Iklan Pemerintah untuk Media.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Disrupsi Digital dan Dampaknya terhadap Media Massa

Disrupsi digital yang terjadi selama 10 hingga 15 tahun terakhir telah mengubah secara mendasar industri pers di seluruh dunia. 

Media sosial dan platform digital global kini memegang kendali utama dalam distribusi berita, menggeser peran yang sebelumnya dimiliki oleh media massa tradisional. 

BACA JUGA:Dewan Pers Tetapkan Anggota Komite Pelaksana Perpres No.32/2024: Upaya Memperkuat Jurnalisme Berkualitas

BACA JUGA:Dewan Pers : Perpres 'Publisher Rights' Mendorong Pertumbuhan Media Kecil dan Menengah di Indonesia !

Laporan dari Reuters Institute for the Study of Journalism pada Januari 2024 menunjukkan penurunan drastis jumlah pengunjung situs berita, terutama ketika lalu lintas dari media sosial mengalami penurunan signifikan.

Perubahan ini juga mempengaruhi pola konsumsi informasi di kalangan masyarakat. 

Audiens kini memiliki banyak pilihan sumber informasi di internet, dan ekosistem digital dibanjiri dengan konten dari berbagai jenis, yang sering kali memiliki kualitas yang tidak setara dengan jurnalisme profesional. 

Media yang hanya mengandalkan berita tanpa memahami karakter platform digital dan kebutuhan audiens internet berisiko kehilangan pembaca dan pendapatan.

BACA JUGA:Dewan Pers Sebut Indeks Kemerdekaan Pers 2023 di Provinsi Sumatera Selatan Turun Drastis

BACA JUGA:Dr. Ninik Rahayu Terpilih sebagai Ketua Dewan Pers 2022-2025, Ini Profilnya

Krisis Identitas Media: Menghadapi Tantangan Digital

Tantangan yang dihadapi media massa tidak hanya sebatas disrupsi teknologi, tetapi juga krisis identitas di tengah perubahan yang cepat. 

Media yang dulunya memiliki peran sebagai sumber utama informasi kini harus bersaing dengan berbagai bentuk konten yang dihasilkan oleh influencer, YouTuber, dan buzzer. 

Mereka sering kali mengemas informasi dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah diakses, meskipun akurasi dan kredibilitasnya tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: