Rendang Daging Sapi : Warisan Kuliner Nusantara yang Mendunia

PALPOS.ID - Padang, Sumatera Barat – Rendang daging sapi, hidangan khas Minangkabau yang telah lama menjadi ikon kuliner Indonesia, kembali menjadi sorotan dunia kuliner internasional.

Dikenal karena cita rasanya yang kaya rempah dan proses memasaknya yang panjang, rendang bukan sekadar makanan, melainkan simbol budaya dan kebanggaan nasional.

Dibuat dari potongan daging sapi yang dimasak dalam santan kelapa dan campuran bumbu khas seperti cabai, bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, kunyit, dan daun jeruk, rendang dikenal dengan rasanya yang gurih, pedas, dan aromatik.

Proses memasaknya yang bisa memakan waktu hingga 4–5 jam membuat rendang menjadi makanan yang tahan lama dan semakin nikmat seiring waktu.

BACA JUGA:Bebek Goreng Utuh Jadi Primadona Kuliner Baru, Warga Rela Antre Demi Cita Rasa Istimewa

BACA JUGA:Tren Baru di Dunia Kue Kering : Nastar Cokelat Keju Mencuri Perhatian Pecinta Kuliner

“Rendang itu bukan hanya soal rasa, tapi juga filosofi. Dalam budaya Minangkabau, rendang melambangkan musyawarah, kesabaran, dan kebersamaan.

Ini bukan makanan yang dibuat tergesa-gesa,” ujar Chef Yusrizal, juru masak tradisional asal Bukittinggi yang telah lebih dari 20 tahun melestarikan resep rendang turun-temurun.

Pada 2011, CNN International menobatkan rendang sebagai makanan terenak di dunia versi pembaca.

Sejak itu, popularitas rendang meroket, tak hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara.

BACA JUGA:Pie Susu, Oleh-Oleh Khas Bali yang Makin Mendunia

BACA JUGA:Kue Kacang Almond : Perpaduan Tradisi dan Inovasi dalam Setiap Gigitan

Banyak restoran Padang di luar negeri mulai menampilkan rendang sebagai menu andalan, termasuk di Amerika Serikat, Belanda, hingga Jepang.

Namun, meskipun rendang sudah dikenal luas, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah menjaga keaslian cita rasa di tengah tren modernisasi kuliner.

Sumber: