Sushi : Dari Tradisi Jepang ke Meja Makan Dunia

Dari pasar ikan Tokyo hingga kedai kaki lima di Jakarta — sushi telah menjelma dari warisan Jepang menjadi ikon kuliner dunia.-Fhoto: Istimewa-
Tidak semua jenis ikan bisa digunakan sebagai sushi, apalagi yang dikonsumsi mentah.
Butuh kualitas tinggi dan standar higienitas yang ketat.
Beberapa pengusaha kuliner di Indonesia memilih menggunakan bahan lokal, seperti ikan dori, salmon lokal, atau bahkan daging ayam dan sayuran sebagai alternatif.
Ini tak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga membuat sushi lebih ramah di lidah masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, muncul pula edukasi mengenai cara menyantap sushi dengan benar.
Di Jepang, sushi biasanya dimakan dengan tangan, bukan sumpit.
Wasabi tidak selalu perlu ditambahkan, karena sudah ada dalam nasi atau dioleskan langsung oleh sang koki.
“Edukasi ini penting untuk melestarikan nilai asli dari sushi,” jelas Chef Haruki.
Sushi kini telah menjadi simbol pertemuan budaya—tradisi Jepang yang bisa diterima dan diadaptasi oleh masyarakat global tanpa kehilangan keasliannya.
Dengan keberagaman bentuk, rasa, dan penyajiannya, sushi terus berevolusi menjadi lebih dari sekadar makanan.
Ia adalah ekspresi seni, warisan budaya, dan bahkan bisnis yang menjanjikan.
Melihat tren saat ini, bisa dipastikan bahwa sushi masih akan terus tumbuh dan berinovasi.
Dari restoran mewah hingga jajanan kaki lima, dari bentuk gulungan rumit hingga onigiri praktis, sushi akan selalu menemukan tempatnya di hati para pecinta kuliner dunia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: