Polemik Bus Kaleng Unsri: Sopir Pasrah, Kampus Tegaskan Kelayakan Angkutan Mahasiswa

Polemik Bus Kaleng Unsri: Sopir Pasrah, Kampus Tegaskan Kelayakan Angkutan Mahasiswa

Salah seorang sopir bus kaleng di Terminal Unsri menunjukkan stiker Bus yang dinyatakan layak dan boleh masuk areal Unsri Indralaya-Foto:dokumen palpos-

OGANILIR, PALPOS.ID – Polemik transportasi mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) terus berlanjut setelah adanya aksi protes dari sopir bus kaleng rute Palembang–Indralaya.

 

Mereka menolak kebijakan kampus yang hanya mengizinkan bus layak uji kelayakan masuk ke area Unsri Indralaya.

 

Ibrahim, salah satu sopir bus kaleng yang sudah puluhan tahun mengantar mahasiswa, mengakui adanya keresahan di kalangan sopir.

 

Ia menyebut, kebijakan ini membuat nasib mereka sebagai penyedia jasa transportasi menjadi tak menentu.

BACA JUGA:Julukan Kota Santri Kian Tercoreng Kasus Asusila, DPRD Minta Aparat Bertindak Tegas

BACA JUGA:Honor Pimpinan BAZNAS Ogan Ilir Jadi Temuan BPK, Sidharta: Semua Telah Dikembalikan

 

“Saat ini kami sedang mengurus terkait kelayakan armada tersebut.

Untuk yang dinyatakan layak, bus ditempel stiker sehingga diperbolehkan masuk ke terminal dalam Unsri,” jelasnya, Kamis (21/8).

 

Menurut Ibrahim, setiap hari ada sekitar 25 unit bus yang diuji kelayakan.

Kebijakan ini mulai diberlakukan awal Agustus.

BACA JUGA:Oknum Kades di Ogan Ilir Akhirnya Nikahi Gadis di Bawah Umur yang Diduga Digerebek Bersamanya

BACA JUGA:Kades di Rambang Kuang Ogan Ilir Digerebek Warga, Diduga Lakukan Asusila ke Remaja dibawah umur

Sopir pun pasrah, menunggu hasil uji kelayakan bus mereka.

“Kalau lolos, boleh masuk. Kalau tidak, ya terpaksa ngetem di luar,” ujar Ibrahim.

 

Jika bus hanya berhenti di depan kampus, mahasiswa akan kerepotan karena harus berjalan kaki cukup jauh atau mencari alternatif transportasi lain.

“Kalau bus masuk ke dalam, mahasiswa bisa turun langsung di fakultas masing-masing,” tambahnya.

BACA JUGA:12 Warga Binaan Lapas Tanjung Raja Hirup Udara Bebas di HUT ke-80 RI

BACA JUGA:Pesan Bupati Ogan Ilir di HUT ke-80 RI: Jangan Nodai Kemerdekaan dengan Hal Negatif

 

Terkait ongkos, Ibrahim menyebut tarif bus bervariasi antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, tergantung lokasi keberangkatan di Palembang.

 

Dirinya mematok harga Rp13 ribu untuk trayek dari Ferumnas Sako ke Unsri Indralaya.

Saat ini, ada sekitar 70 unit bus kaleng Palembang–Indralaya yang tergabung dalam Organda.

 

Polemik semakin panas setelah viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan mahasiswa Unsri terlantar di terminal kampus Indralaya pada malam hari.

 

Dalam unggahan akun @Wr_wawancool08, mahasiswa yang hendak pulang ke Palembang terlihat menunggu tanpa kepastian.

“Cak mano pak @unsripalembang, lantak kamu batasi mobil kaleng, kami nilah laju telantar balik kemaleman,” tulis caption video tersebut.

 

Menanggapi hal ini, Rektor Unsri, Prof. Taufiq Marwa, menegaskan bahwa kewajiban penyediaan angkutan umum sebenarnya ada di tangan pemerintah, sesuai amanat UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

 

“Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau sebagaimana disebutkan dalam atat 1 dan 2 UU No 22 tahun 2009,” katanya ketika dikonfirmasi Kamis, 21 Agustus 2025.

 

Meski begitu, Taufiq menambahkan bahwa Unsri tetap memiliki tanggung jawab moral terhadap keselamatan mahasiswa.

 

Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Dinas Perhubungan dan Kepolisian untuk memastikan angkutan yang masuk kampus memenuhi standar.

 

“Kami tidak melarang siapa pun menyediakan angkutan. Asal layak, silakan masuk,” tegasnya.

 

Sejak 11 Agustus lalu, uji kelayakan mulai diterapkan. Namun, baru enam unit yang mendaftarkan kendaraannya dan hanya tiga yang dinyatakan layak.

“Kami mendorong penyedia angkutan menyediakan angkutan yang layak bagi mahasiswa kami,” ujar Taufiq.

 

Hal senada disampaikan Wakil Rektor IV Unsri, Prof. Joni Arliansyah.

Ia menekankan, tujuan utama kebijakan ini adalah keselamatan mahasiswa.

 

“Kami tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan atau kebakaran karena armada tidak layak. Jadi, kami harus disiplin,” ucapnya.

 

Joni juga menepis anggapan bahwa Unsri membatasi akses angkutan umum.

Menurutnya, Dishub bahkan memberikan uji kelayakan gratis bagi bus kaleng.

“Kesempatan masih terbuka. Silakan apa mau diperbaiki atau mau beli baru armadanya, lalu diuji kelayakan,” katanya.

 

Mengenai video viral mahasiswa yang terlantar, Joni menjelaskan bahwa perkuliahan di Unsri umumnya tidak sampai larut malam.

 

Mahasiswa disarankan mencari alternatif, misalnya menginap di kos atau menumpang ke teman.

“biasanya fakultas membantu menyediakan angkutan bagi mahasiswa bila diperlukan,” jelasnya.

 

Menurutnya, kebutuhan transportasi mahasiswa Unsri berkisar 17 hingga 20 unit bus dengan kapasitas 45 orang per unit.

Penerapan kebijakan secara penuh dijadwalkan berlaku pada Senin, 25 Agustus mendatang.

 

“Yang tidak layak tidak boleh masuk kampus,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: