Kentang Mustofa, Camilan Tradisional yang Makin Digemari di Era Modern

Kentang Mustofa, Camilan Tradisional yang Makin Digemari di Era Modern

Dari dapur tradisional hingga etalase digital, Kentang Mustofa kembali jadi primadona! Gurih, renyah, pedas manis.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID - Kentang Mustofa, salah satu camilan khas Indonesia, kembali naik daun di tengah tren makanan kekinian.

Meski berasal dari resep tradisional, cita rasa gurih, renyah, dan pedas manis dari camilan ini berhasil menarik minat masyarakat lintas generasi.

Dari warung kaki lima hingga toko oleh-oleh modern, Kentang Mustofa kini menjadi salah satu camilan yang paling dicari.

 

Kentang Mustofa merupakan olahan kentang yang diiris tipis memanjang seperti korek api, kemudian digoreng hingga kering dan disiram dengan bumbu karamel pedas manis.

BACA JUGA:Bakwan Udang : Jajanan Klasik yang Tetap Jadi Primadona di Tengah Gempuran Makanan Modern

BACA JUGA:Risol Bihun : Camilan Legendaris yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar

Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan ketelatenan agar tekstur kentang tetap renyah dan tidak mudah melempem.

 

Menurut cerita yang beredar, Kentang Mustofa berasal dari daerah Jawa Barat, khususnya Tasikmalaya.

Konon, nama "Mustofa" sendiri diambil dari nama seorang pedagang yang pertama kali memperkenalkan resep ini ke masyarakat luas.

Namun hingga kini, belum ada bukti tertulis yang menjelaskan asal-usul nama tersebut secara pasti.

BACA JUGA:Otak-otak : Kuliner Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Arus Modernisasi

BACA JUGA:Otak-Otak Crispy, Inovasi Camilan Kekinian yang Bikin Nagih

 

Di pasar tradisional Cihapit, Bandung, Kentang Mustofa menjadi salah satu camilan yang paling laris diburu pembeli.

Salah satu pedagang, Ibu Rini (45), mengaku bisa menjual hingga 10 kilogram Kentang Mustofa per hari.

 

"Biasanya pembeli suka beli buat oleh-oleh atau cemilan di rumah. Anak muda juga suka, karena rasanya renyah dan gurih," ujarnya saat ditemui di lapaknya, Sabtu (24/8).

 

Ibu Rini menjelaskan bahwa kunci utama Kentang Mustofa yang enak adalah dalam proses pengirisan kentang yang harus sangat tipis dan seragam.

BACA JUGA:Pernah Makan Ini? Gulai Tambusu, Hidangan Khas Bukittinggi yang Kian Langka

BACA JUGA:Gado-Gado Padang, Hidangan Lebaran dengan Cita Rasa Unik

Jika tidak, kentang akan mudah gosong saat digoreng atau malah menjadi lembek jika tidak kering sempurna.

 

"Kalau irisan kentangnya nggak rata, hasilnya juga nggak bagus. Jadi harus pakai alat pemotong khusus atau rajin pakai tangan.

Setelah itu direndam dulu biar getahnya hilang, baru digoreng dua kali sampai benar-benar kering," katanya.

 

Selain dijual dalam bentuk kemasan siap makan, Kentang Mustofa juga mulai dikreasikan sebagai topping berbagai makanan.

Di beberapa kafe dan restoran, camilan ini dipadukan dengan nasi goreng, salad, bahkan burger, memberikan sensasi tekstur yang unik di setiap gigitan.

 

Salah satu pelaku UMKM yang sukses memasarkan Kentang Mustofa secara daring adalah Andi Prasetya (31), pemilik brand "Mustofa Mantap" di Jakarta.

Ia memulai usaha sejak pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020.

 

"Saat itu saya coba buat sendiri di rumah karena bosan.

Ternyata teman-teman suka, terus saya pasarkan lewat Instagram dan marketplace. Ternyata peminatnya banyak," kata Andi.

 

Kini, dalam sebulan Andi mampu memproduksi lebih dari 500 toples Kentang Mustofa ukuran 250 gram dengan omzet mencapai Rp 25 juta per bulan.

Ia bahkan telah mengekspor produknya ke Singapura dan Malaysia melalui jalur reseller diaspora Indonesia.

 

"Yang paling penting itu kualitas rasa dan kerenyahan. Kalau enak dan tahan lama, pasti orang repeat order," tambahnya.

 

Pakar kuliner tradisional, Dr. Susi Hariani dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menilai Kentang Mustofa adalah contoh nyata bagaimana makanan tradisional bisa tetap eksis di tengah modernisasi.

 

"Kentang Mustofa menunjukkan bahwa dengan pengemasan yang baik, inovasi rasa, dan strategi pemasaran digital, makanan tradisional tidak kalah bersaing dengan makanan modern," ujarnya.

 

Ia juga menambahkan bahwa makanan seperti Kentang Mustofa memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk ekspor UMKM kuliner Indonesia.

 

Namun, menurut Dr. Susi, tantangan ke depan adalah menjaga kualitas dan konsistensi produk, terutama ketika diproduksi dalam skala besar.

 

"Kentang Mustofa adalah camilan yang sangat sensitif terhadap kelembapan.

Jika tidak dikemas dengan benar, bisa cepat melempem.

Maka, produsen harus memperhatikan aspek teknik pengemasan, seperti penggunaan silika gel, vacuum seal, atau toples kedap udara," jelasnya.

 

Kini, dengan makin meluasnya minat masyarakat terhadap kuliner lokal, Kentang Mustofa diyakini akan terus berkembang.

Tidak hanya sebagai camilan rumahan, tetapi juga sebagai produk oleh-oleh khas daerah hingga komoditas ekspor.

 

Bagi para pecinta kuliner, Kentang Mustofa bukan sekadar camilan. Ia adalah bagian dari kekayaan budaya kuliner Indonesia yang terus hidup dan berkembang, dari dapur tradisional hingga etalase digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: