Cilok Pedas : Jajanan Legendaris yang Kembali Naik Daun di Tengah Tren Makanan Pedas

Cilok legendaris khas Bandung kini hadir dengan sensasi pedas yang bikin lidah meledak.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Siapa sangka, jajanan sederhana yang dulunya identik dengan makanan anak sekolah kini kembali mencuri perhatian berbagai kalangan.
Cilok pedas — singkatan dari aci dicolok yang disajikan dengan sambal pedas menggigit — kini kembali populer dan menjadi incaran para pencinta kuliner ekstrem.
Cilok sendiri berasal dari Jawa Barat, terutama Bandung, yang memang dikenal sebagai surganya makanan berbahan dasar tepung aci (tapioka).
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, modifikasi rasa dan penyajian membuat cilok pedas menjadi lebih dari sekadar camilan pinggir jalan.
BACA JUGA:Lezat dan Kekinian, Dimsum Mentai Jadi Primadona Baru di Dunia Kuliner
BACA JUGA:Bacang Ketan : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi
Salah satu varian yang paling digemari saat ini adalah cilok pedas super lava, yang disiram dengan saus cabai fermentasi khas Sunda yang membuat lidah bergoyang.
Selain itu, banyak pedagang juga menambahkan topping kekinian seperti keju leleh, abon sapi, hingga telur puyuh rebus yang ditusuk bersama cilok.
Tren ini tidak terlepas dari peran media sosial. Di TikTok, video mukbang cilok pedas dengan cabai rawit utuh telah ditonton jutaan kali.
Banyak konten kreator kuliner mempopulerkan tantangan "Cilok Pedas Level 10", di mana mereka harus menghabiskan satu porsi cilok dengan saus cabai setan tanpa minum.
BACA JUGA:Ketan Susu, Jajanan Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Gempuran Kuliner Modern
BACA JUGA:Roti Canai Keju Susu, Inovasi Lezat yang Jadi Primadona Baru di Dunia Kuliner
Salah satu pelaku UMKM yang turut merasakan manisnya tren ini adalah Sari Nurmala (29), pemilik merek “Cilok Cinta Pedas” yang berjualan di kawasan Cimahi.
Ia mengaku penjualannya naik drastis sejak membuat akun Instagram dan TikTok.
“Awalnya saya jualan dari gerobak biasa, keliling kompleks. Sekarang, saya bisa kirim cilok beku pedas ke luar kota, bahkan ada pelanggan dari Kalimantan,” ujarnya saat ditemui di dapurnya yang kini sudah berbentuk dapur produksi rumahan.
Menurut Sari, kunci keberhasilan cilok pedasnya ada di sambal racikan turun-temurun dari ibunya, yang terdiri dari campuran cabai merah keriting, bawang putih goreng, sedikit gula merah, dan perasan jeruk limau.
BACA JUGA:Pisang Goreng Crispy Keju : Camilan Kekinian yang Menggoda Lidah
BACA JUGA:Milk Bun Ala Thailand, Roti Lembut yang Bikin Ketagihan
“Sambal ini pedasnya nagih, tapi masih ada rasa gurih dan segar. Bukan cuma sekadar pedas yang bikin mules,” tambahnya sambil tersenyum.
Fenomena cilok pedas juga tak lepas dari budaya masyarakat Indonesia yang menyukai tantangan pedas.
Makanan pedas dipercaya dapat menambah nafsu makan, melepaskan stres, dan bahkan memberi efek “senang” karena tubuh melepaskan endorfin saat merasakan rasa pedas ekstrem.
Menurut Dr. Rina Sasmita, ahli gizi dari Universitas Padjadjaran, makanan pedas memang punya daya tarik tersendiri.
“Selama dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak terlalu sering, makanan pedas bisa aman bagi lambung. Tapi, penting untuk memperhatikan bahan dasar lain, seperti minyak dan pengawet,” jelasnya.
Ia juga menyarankan agar penggemar cilok pedas memperhatikan porsi dan tidak tergoda level pedas yang terlalu ekstrem jika belum terbiasa.
Tak hanya di Bandung, cilok pedas kini juga menjamur di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, hingga Makassar.
Di beberapa kafe kekinian, bahkan muncul menu fusion seperti cilok carbonara pedas atau cilok mozzarella dengan saus gochujang ala Korea.
Layanan pesan-antar makanan juga mencatat peningkatan permintaan akan menu cilok pedas, terutama di jam makan malam dan akhir pekan.
Aplikasi seperti GoFood dan GrabFood melaporkan bahwa penjual cilok pedas termasuk dalam daftar UMKM kuliner yang mengalami pertumbuhan tercepat sejak awal 2025.
Melihat tren ini, banyak pengamat kuliner melihat potensi besar dari bisnis cilok pedas.
Dengan modal yang relatif kecil, pengusaha bisa mulai berjualan dari rumah, melalui sistem pre-order atau bahkan franchise mini.
Bahan baku cilok yang murah dan mudah didapat — seperti tepung tapioka, bawang putih, dan cabai — membuat margin keuntungannya cukup menjanjikan.
Ditambah lagi dengan pengemasan yang kini lebih modern, seperti cilok beku dalam kemasan vakum, memungkinkan produk ini masuk ke pasar swalayan.
Cilok pedas bukan sekadar camilan murah meriah, tapi juga representasi dari kreativitas kuliner anak bangsa yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan zaman.
Dari jalanan Bandung hingga platform digital, cilok pedas membuktikan bahwa makanan tradisional bisa naik kelas tanpa kehilangan identitas.
Jadi, sudah siap mencoba tantangan cilok pedas level 10 hari ini?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: