Pertamina EP Pendopo Field Tanam 2.000 Pohon Pinang Betara di Musi Rawas

Pertamina EP Pendopo Field Tanam 2.000 Pohon Pinang Betara di Musi Rawas

Serah terima secara simbolis 2000 Pohon Pinang Betara-Foto:dokumen palpos-

MUSI RAWAS, PALPOS.ID - Sebagai bentuk komitmen nyata terhadap pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi, PT Pertamina EP (PEP) Pendopo Field, yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1, kembali melaksanakan program Penghijauan Hulu Migas.

Kegiatan kali ini diwujudkan melalui penanaman 2.000 pohon pinang Betara di Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, yang dilaksanakan belum lama ini.

Program penghijauan tersebut tidak hanya berorientasi pada aspek lingkungan, tetapi juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan hasil tanaman bernilai ekonomi tinggi.

Dalam kegiatan ini, PEP Pendopo Field bersinergi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Pemerintah Kecamatan STL Ulu Terawas, serta Pemerintah Desa Sukakarya.

BACA JUGA:Dua Hari Menghilang, Saidina Ali Ditemukan Mengapung di Pinggir Sungai

BACA JUGA:Hujan Deras: Jembatan Air Beliti Terancam Amruk, Ini Penyebabnya!

Pemilihan Pinang Betara sebagai komoditas utama dalam kegiatan penghijauan bukan tanpa alasan.

Jenis pinang ini dikenal unggul karena masa panennya yang relatif singkat, yakni hanya tiga hingga empat tahun setelah ditanam.

Dalam satu tahun, setiap pohon dapat dipanen delapan hingga sepuluh kali, dengan hasil rata-rata sekitar empat kilogram per panen.

Keunggulan tersebut menjadikan Pinang Betara sebagai tanaman yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi berkelanjutan.

BACA JUGA:Bisnis Ilegal Terendus Polisi: Suami Kabur, Istri Ditangkap Bersama Barang Bukti Sabu dan Ekstasi

BACA JUGA:Satresnarkoba Mura Ringkus Pengedar Sabu, Barang Bukti 5,70 Gram Diamankan

Selain mudah dibudidayakan, pinang juga memiliki pasar yang luas, baik di dalam negeri maupun untuk kebutuhan ekspor, khususnya ke India, Bangladesh, dan negara-negara Asia Selatan.

“Kami memilih Pinang Betara karena selain cepat berbuah, hasilnya juga bernilai ekonomi tinggi.

Dengan menanam 2.000 pohon ini, kami berharap masyarakat Desa Sukakarya dan sekitarnya bisa merasakan manfaat langsung dari kegiatan penghijauan ini,” ujar Iwan Ridwan Faizal, Manager Community Involvement & Development PHR Regional 1.

Lebih dari sekadar menanam, PEP Pendopo Field juga fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal melalui inovasi pengolahan hasil panen pinang.

BACA JUGA:Hati-Hati! Pura-Pura Tanya Alamat, Begal Rampas Motor dan Korban Dibuang ke Rawa

BACA JUGA:Bocah 2 Tahun di Muara Lakitan Diduga Tenggelam di Sungai Musi, Pencarian Masih Berlangsung

Pendopo Field mendorong KWT Melati di Desa Sukakarya untuk mengolah buah pinang menjadi berbagai produk bernilai tambah.

Beberapa produk kreatif yang telah dihasilkan KWT Melati antara lain Kopi pinang, yang kini mulai dikenal sebagai minuman herbal penambah stamina.

Bandrek pinang, minuman tradisional dengan rasa khas yang menyehatkan. Permen pinang, inovasi baru yang digemari anak-anak dan remaja, serta pewarna alami eco-print yang dihasilkan dari daun pinang, digunakan untuk tekstil ramah lingkungan.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya menanam, tetapi juga mampu mengolah hasilnya menjadi produk bernilai jual tinggi.

Dengan begitu, program penghijauan ini menjadi gerakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan,” jelas Iwan Ridwan.

Menurutnya, PEP Pendopo Field juga akan terus mendampingi masyarakat dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, pendampingan pemasaran, serta membantu menciptakan jejaring ekonomi lokal yang kuat di sekitar wilayah operasi perusahaan.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan, PEP Pendopo Field tidak bekerja sendiri.

Perusahaan ini bersinergi dengan Pemerintah Kecamatan STL Ulu Terawas serta Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas untuk memperluas manfaat program penghijauan ke desa-desa lain.

“Pendopo Field bersama pemerintah kecamatan dan KWT Melati akan membagikan bibit pinang dan memberikan dukungan pupuk bagi warga di desa-desa sekitar.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan,” ungkap Iwan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PEP Pendopo Field dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).

Dengan menanam ribuan pohon pinang, perusahaan berharap dapat memberikan kontribusi terhadap penyerapan karbon, menjaga keanekaragaman hayati, serta mendukung program pemerintah dalam pengendalian perubahan iklim.

“Kami percaya, energi tidak hanya tentang minyak dan gas, tetapi juga tentang kehidupan.

Melalui penghijauan dan pemberdayaan masyarakat, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah operasional kami membawa manfaat positif bagi lingkungan dan generasi masa depan,” tutup Iwan Ridwan Faizal.

Ketua KWT Melati, Suhartini, mengaku bahwa keberadaan program pendampingan dari PEP Pendopo Field telah memberikan dampak nyata bagi perekonomian perempuan di desanya.

“Pinang telah membantu perekonomian keluarga kami. Ketika ibu-ibu membutuhkan dana mendesak, misalnya untuk membeli susu anak, mereka bisa menjual pinang ke KWT Melati.

Tiga tahun ke depan, halaman rumah warga akan semakin hijau sekaligus menjadi sumber penghasilan,” tutur Suhartini.

KWT Melati kini menjadi contoh sukses kelompok perempuan desa yang mampu mengubah tanaman lokal menjadi sumber ekonomi baru. Selain memperkuat solidaritas antaranggota, KWT juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.

Selain itu, hasil dari pengolahan pinang juga telah dipasarkan ke beberapa wilayah sekitar Kabupaten Musi Rawas, bahkan mulai menarik perhatian pembeli dari luar daerah.

Hal ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal benar-benar mampu meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Program yang diinisiasi oleh PEP Pendopo Field ini mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah. Suwardi, Kasi Usaha Perkebunan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, menilai bahwa keberadaan KWT Melati dan program penghijauan hulu migas menjadi contoh konkret kolaborasi antara sektor industri dan masyarakat desa dalam mengembangkan potensi perkebunan lokal.

“Pinang yang dulu dianggap kurang bernilai, kini justru menjadi sumber ekonomi baru di tangan KWT Melati. Ini menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang tepat, potensi lokal bisa diolah menjadi peluang besar,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Musi Rawas pun menyambut baik langkah Pertamina EP Pendopo Field yang tak hanya fokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi migas, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong ekonomi hijau.

Camat STL Ulu Terawas, Muhammad Pahip, menyampaikan apresiasinya terhadap program penghijauan yang dilakukan oleh Pertamina EP Pendopo Field.

Ia menyebutkan bahwa kegiatan tersebut memiliki dampak luas karena manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Desa Sukakarya saja.

“Bibit pinang juga akan dibagikan ke desa-desa lain seperti Desa Srimulyo dan Sukerejo di Kecamatan STL Ulu Terawas. Jadi manfaatnya tidak hanya dirasakan di Desa Sukakarya, tetapi juga menyebar ke desa lain,” katanya.

Menurutnya, keberhasilan program penghijauan ini tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak perusahaan. Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di wilayah Kabupaten Musi Rawas.

Kepala Desa Sukakarya, Andi Karya, juga memberikan apresiasi tinggi kepada PEP Pendopo Field atas kontribusinya terhadap kemajuan desa.

Ia menilai bahwa tanpa dukungan dari Pertamina, sulit membayangkan bagaimana kelompok perempuan seperti KWT Melati bisa tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi desa.

“Tanpa peran Pendopo Field, sulit membayangkan bagaimana perempuan-perempuan di desa kami bisa mengharumkan nama Desa Sukakarya.

Sekarang mereka tidak hanya menanam, tetapi juga berproduksi dan memasarkan hasilnya. Ini luar biasa,” ujarnya.

Ia menambahkan, program penghijauan ini juga membantu memperbaiki kualitas lingkungan di desa.

Dengan banyaknya pohon pinang yang ditanam, suhu udara menjadi lebih sejuk dan lahan-lahan tidur kini mulai termanfaatkan dengan baik. (abu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: