Kapurung, Kuliner Tradisional Sulawesi Selatan yang Menyimpan Kekayaan Budaya
Menikmati Kapurung bukan sekadar makan, tapi merasakan sepotong budaya Sulawesi Selatan.-Fhoto: Istimewa-
Beberapa versi juga menggunakan sayur-sayuran lokal seperti kangkung, bayam, dan daun singkong, sehingga rasanya semakin kaya dan bergizi.
Proses penyajiannya pun cukup unik; sagu yang sudah dihaluskan dicampur sedikit demi sedikit ke dalam kuah panas hingga berbentuk seperti bola-bola kecil yang kenyal.
BACA JUGA:Otak-Otak : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis dan Digemari dari Masa ke Masa
BACA JUGA:Ayam Goreng Bawang Putih : Cita Rasa Sederhana yang Menggoda Lidah Nusantara
Selain rasanya yang khas, kapurung juga kaya akan kandungan gizi. Sagu sebagai bahan utama mengandung karbohidrat kompleks yang baik untuk energi, sementara tambahan ikan dan sayuran memberikan protein, vitamin, dan mineral.
Hal ini menjadikan kapurung pilihan tepat sebagai makanan sehat yang dapat dinikmati oleh semua kalangan usia.
Wisata kuliner di Makassar kini semakin ramai, dan kapurung menjadi salah satu menu yang wajib dicoba.
Di pusat kota, seperti Jalan Pettarani dan Pantai Losari, banyak warung dan restoran yang menyajikan kapurung dengan berbagai variasi.
“Kapurung adalah hidangan favorit keluarga saya. Rasanya hangat dan pedas, serta teksturnya unik. Ini berbeda dari bubur lain yang pernah saya coba di luar Sulawesi,” ujar Rahmawati, seorang wisatawan lokal yang berkunjung ke Makassar.
Perkembangan kuliner modern juga turut mempengaruhi penyajian kapurung. Beberapa restoran mencoba memadukan kapurung dengan bahan-bahan baru, seperti daging sapi, ayam, atau seafood premium, untuk menarik minat generasi muda dan wisatawan internasional.
Meski demikian, banyak koki tradisional tetap mempertahankan resep asli agar cita rasa dan keaslian budaya tidak hilang.
Selain dikenal sebagai hidangan sehari-hari, kapurung juga memiliki peran penting dalam pelestarian budaya.
Masyarakat lokal mengadakan festival kuliner tradisional di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, di mana kapurung menjadi salah satu ikon utama.
Festival ini tidak hanya memperkenalkan kuliner kepada wisatawan, tetapi juga menjadi sarana edukasi tentang sejarah dan filosofi di balik makanan tradisional.
Menurut Andi Rahman, “Kapurung mengajarkan kita tentang kesederhanaan dan nilai kebersamaan. Setiap orang yang menikmati kapurung dapat merasakan betapa masyarakat Bugis dan Makassar menghargai kerja keras, alam, dan hubungan sosial.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: