Titik Hotspot yang Paling Banyak, Anggeng : Muratara Jadi Atensi Karhutlah

Titik Hotspot yang Paling Banyak, Anggeng : Muratara Jadi Atensi Karhutlah

Dandim 0406/Lubuklinggau Letkol Arm Anggeng Prasetyo menjelaskan masih banyak ditemukab titik-titik api di Kabupaten Muratara-Foto : Yati-PALPOS.ID

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Kabupaten Musi Rawas Utara atau Muratara Provinsi Sumatera Selatan masih menjadi atensi Kodim 0406/Lubuklinggau. Karena kasus karhutlah di Kabupaten Muratara, masih sering terjadi.

'Untuk titik hotspot yang paling banyak, masih rutin kita awasi wilayah Muratara,' demikian diungkapkan Dandim 0406/Lubuklinggau Letkol Arm Anggeng Prastyo Sulistyono, didampingi Kasdim Mayor Inf Nur Sigit Prasetyo, dan Danunit Intel Letda Inf Mursal, kepada sejumlah awak media dijumpai di Makodim 0406/Lubuklinggau,  Senin 20 Februari 2023.

Menurutnya, Wilayah Muratara ini masih sangat rawan, masih ditemukan titik-titik hotspot, masih ada beberapa masyarakat yang membuka lahan dengan pembakaran hutan.  Selain di Muratara kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Musi Rawas atau Mura.

'Kita sudah bekerjasama dengan instansi-instansi lain dalam rangka mencegah terjadinya Kebakaran hutan di wilayah kita ini (Musi Rawas, Lubuklinggau dan Muratara),' kata Anggeng.

BACA JUGA:Rehan Diamankan Tim Macan Sat Reskrim Polres Lubuklinggau, Karena Terlibat Kasus Ini

BACA JUGA:Belum Move On, Apriyansyah Cemburu Lihat Mantan Istri Jalan dengan Lelaki Lain dan Lakukan Ini..


Selain itu, pihaknya juga sudah mengingatkan kepada masyarakat Untuk menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan. 'Berbagai sosialisasi tindakan sudah kita laksanakan semuanya,' ujarnya.

Karena itu, tambah Anggeng, pihaknya berharap masyarakat dapat ikut serta dan ikut andil dalam langkah pencegahan karhutla ini. 'Berbagai upaya telah dilakukan sudah mulai dari persiapan personil kita, kemudian dengan instansi lain sudah melakanakan koordinasi dan dengan masyarakat sudah melakukan pencegahan sosiasilisasi, maupun himbauan semuanya sudah,' jelas Anggeng.

Terpisah, Rusman warga Jalan Kenanga Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan, menegaskan bahwa untuk merubah kebiasaan masyarakat dalam berkebun atau membuka lahan baru secara tradisinonal dengan tidak membakar hutan tidak lah semuda membalikan telapak tangan.

Karena menurutnya, selain dampak negatif seperti terjadinya kebakaran hutan atau timbulnya kabur asap, ada banyak dampak positif bagi masyarakat yangwmbuka lahan baru dengan cara membakar. Diantaranya,sisa pembakaran akan menjadi pupuk yang paling bagus untuk berbagai tanaman.

BACA JUGA:ASN Ini Mendadak Berteriak Histeris, Kemudian Menerima Kejadian di Rumahnya Sebagai Musibah

BACA JUGA:Tak Terima Diputuskan Cinta, Pemuda Ini Nekat Sebarkan Video Asusila Pacar, Akibatnya...

'Tanah sisa pembakaran akan lebih, karena itu nenek moyang kita dulu membuka lahan dengan cara dibakar,' ujarnya.

Namun demi kepentingan bersama, dia juga mengajak masyarakat untuk merubah pola bercocok tanam nenek moyang dulu. 'Susah kita tinggalkan cara tradisional kita juga harus belajar menjadi petani modern yang bisa manfaatkan lahan kecil seoptimal mungkin,' pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpos.id