Ribuan Hektar Lahan Terancam Gagal Paren, Empat Lawang Terancam Kekurangan Pangan

Ribuan Hektar Lahan Terancam Gagal Paren, Empat Lawang Terancam Kekurangan Pangan

Salah seorang warga Empat Lawang menyampaikan usulannya kepada Anggota DPRD Prov Sumsel, Juanda--

*Hasil Reses Anggota Dapil VII DPRD Sumsel Juanda Hanafiah, SH, MM 

 

EMPAT LAWANG, PALPOS.ID - Kemarau panjang yang melanda hampir semua wilayah di tanah air, juga dirasakan petani di Kabupaten EMPAT LAWANG.

Mirisnya, saat ini ada ribuan dan bahkan puluhan ribu hektar sawah masyarakat, di kabupaten tersebut yang terancam gagal panen.

Demikian dikatakan Anggota dapil VII DPRD Sumsel, H Juanda Hanafiah, SH, MM, kepada koran ini Minggu (10/9/2023).

Menurutnya berita miris ini terungkap saat dirinya melakukan reses tahap II yang digelar dari tanggal 2-9 September 2023, disejumlah desa di Kabupaten Empat Lawang.

BACA JUGA:Dapil V DPRD Sumsel Perjuangkan Listrik untuk Warga Empat Desa di OKUS

Beberapa daerah yang dikunjunginya saat reses kali ini diantaranya, di Kelurahan Nanjungan Kecamatan Paiker, kemudian ke SMA Kecamatan Paiker, SMA Kecamatan Ulu Musi,Kelurahan Tangga Raso Kecamatan Sikap Dalam, Kelurahan Lingge Kecamatan Pendopo Barat, Babatan Kecamatan Lintang Kanan,dan di Umo Jati Kecamatan Lintang Kanan.

Selain itu, Juanda juga bersilaturahmi dengan kepala sekolah, pelajar dan guru  SMA Muaro Pinang dilanjutkan ke Lubuk Layang Kecamatan Pendopo, di SMK Negeri 2 Kecamatan Nanjungan dan terakhir mendengar pendapat bersama Camat dan perangkat, Lurah dan Perangkat Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Alim Ulama, Tokoh Adat dan Warga bertempat di Gunung Meraksa Baru Kabupaten Empat Lawang.

Ada banyak aspirasi dan usulan yang dikemukakan warga disetiap dialog, namun sebagian besar daerah yang dikunjungi ada persoalan besar yang sangat serius dihadapi warga di semua wilayah di Empat Lawang.

“Masalah terbesar itu adalah ancaman gagal panen yang melanda masyarakat. Kalau saya boleh katakan, saat ini penderitaan masyarakat itu sangat luar biasa berat,” ungkap Juanda.

BACA JUGA:Dapil III DPRD Sumsel Serap Aspirasi Warga OKI dan OI

Kemarau panjang, ditambah buruknya pengelolaan air di wilayah itu membuat warga harus ramai-ramai tidur di galangan sawah untuk bergantian membagi air yang akan dialirkan ke sawah-sawah petani.

“Jadi disepanjang galangan sawah, para petani menggelar tikar, sembari membagi air,’ ungkapnya lirih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: