Tradisi Sedekah Serabi Suku Lintang: Kearifan Lokal di Sumatera Selatan Yang Hampir Punah

Tradisi Sedekah Serabi Suku Lintang: Kearifan Lokal di Sumatera Selatan Yang Hampir Punah

Tradisi Sedekah Serabi Suku Lintang: Kearifan Lokal di Sumatera Selatan Yang Hampir Punah--Foto: Ist/Palpos.id

Upacara dimulai dengan pengumpulan komunitas Suku Lintang di sebuah tempat yang telah ditentukan.

Setelah itu, proses upacara dimulai dengan doa-doa yang dipimpin oleh seorang pemimpin adat atau tokoh agama yang dihormati dalam komunitas.

Doa-doa ini mencerminkan rasa syukur atas nazar yang telah dipenuhi dan permohonan keberkahan untuk komunitas.

Serabi sebagai Makanan Utama

BACA JUGA:Bupati OKI Apresiasi Marga Danau Mampu Jaga Tradisi

Seperti namanya, Sedekah Serabi mengutamakan serabi sebagai makanan utama yang disajikan dalam upacara ini.

Serabi adalah sejenis kue dadar yang terbuat dari bahan-bahan seperti tepung beras, santan kelapa, dan gula.

Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut membuatnya menjadi makanan yang disukai banyak orang di daerah ini.

Selain serabi, ada juga makanan pendamping yang disajikan dalam upacara ini. Ini termasuk pisang goreng, kerupuk ubi merah, bolu, agar-agar, dan kecepol, yang merupakan sejenis roti goreng. 

BACA JUGA:Fakta Unik Guma ! Senjata Tradisional Suku Kaili di Sulawesi Tengah, Gagangnya Terbuat dari Tulang Manusia

Kadang-kadang, juga ada Gonjing, makanan khas lainnya yang menjadi bagian dari hidangan Sedekah Serabi. Semua hidangan ini dipersiapkan dengan cermat dan dengan penuh kasih sayang.

Makna dan Nilai-nilai Sedekah Serabi

Sedekah Serabi bukan sekadar sebuah acara makan-makan, melainkan memiliki makna dan nilai-nilai yang mendalam bagi Suku Lintang. Beberapa dari nilai-nilai ini termasuk:

1. Rasa Syukur

 Upacara ini adalah cara bagi Suku Lintang untuk mengekspresikan rasa syukur atas pemenuhan nazar dan keberkahan yang telah mereka terima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: