Intensitas Hujan Meningkat, Distribusi dan Produksi Air PDAM Kembali Normal

Intensitas Hujan Meningkat, Distribusi dan Produksi Air PDAM Kembali Normal

Direktur PPDAM Tirta Prabujaya, Fajar C Ardhana ST MSi-prabu/palpos.id-

PRABUMULIH, PALPOS.ID – Berakhirnya musim kemarau dengan ditandainya meningkatnya intensitas hujan di Kota PRABUMULIH, disambut gembira oleh seluruh Masyarakat PRABUMULIH termasuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Prabujaya.

Pasalnya, sejak intensitas hujan meningkat distribusi air PDAM Tirta Prabujaya Kembali normal. “Sudah dua minggu terakhir distribusi PDAM kembali normal,” ungkap Direktur PPDAM Tirta Prabujaya, Fajar C Ardhana ST MSi, Senin (27/11).

Dijelaskan Fajar, pada musim kemarau lalu pihaknya menambah jam produksi dan distribusi yakni sejak pukul 09.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. “Nah sekarang sudah balik normal lagi jam produksi dari jam 3 sore sampai jam 11 malam,” bebernya.

Dijelaskan Fajar, puncak penggunaan air PDAM di Kota Prabumulih yakni pada pagi hari. Karena itu, pada musim kemarau lalu pihaknya menambah jam produksi dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. 

BACA JUGA:Target 2.100 Bidang, PTSL di Prabumulih Baru Terealisasi 50 Persen

“Nah kalau sekarang mulai hari ini, kami cubo balikan normal lagi dari jam 3 sore sampai jam 11 malam,” tuturnya seraya mengatakan saat ini tingkat pemakaian pelanggan sudah tidak terlalu banyak lagi alias sudah kembali normal. 

“Kalau kemarin kan kita bantu untuk Masyarakat yang diluar pelanggan, itu yang kita menambah jam produksi,” tuturnya.

Masih kata Fajar, dengan meningkatnya intensitas hujan saat ini pompa induk PDAM yang tadinya menggantung saat ini sudah berada diposisi yang benar. “Debit air Sungai sudah naik, jadi pompa tidak menggantung lagi jadi pompa sudah aman,” jelasnya.

Disinggung berapa kebutuhan air bersih pelanggan PDAM Prabumulih ? Fajar mengaku untuk pemakaiannya hampir mendekati 100 ton untuk rata-rata kondisi sekarang.

BACA JUGA:Soal Perjalanan Dinas Fiktif, APIP Temukan Kerugian Negara Rp 314 Juta

"Kalau kendala kemarin itu (musim kemarau, red) ada beberapa pelanggan yang tidak dapat air karena banyak yang menyedot air dan sekarang sudah normal," sambungnya.

Hanya saja, dia tak menapik di musim hujan pun ada kendala dimana saat musim hujan, pemakaian bahan kimia 2 hingga 3 kali lipat karena air mulai keruh dan pihaknya harus mencampur bahan kimia seperti korporit, tawas dan lainnya.

"Kalau kemarau air bisa diolah dengan kondisi pemakaian normal. Tapi kalau curah hujan tinggi bisa dua hingga tiga kali lipat untuk pemakaian bahan kimia karena tingkat kekeruhan air tinggi," pungkasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: