“Berubah atau Punah”, Slogan atau Ancaman?

“Berubah atau Punah”, Slogan atau Ancaman?

Berubah atau Punah-Foto: Andi F-

Kalau meminjam istilah populer saat ini, “dalam keadaan tidak baik-baik saja.”

Menilik makna yang tersirat dalam slogan “Berubah atau Punah” yang sedang trending di PTPN I Regional 7, tak sulitlah menebak bahwa slogan ini lahir karena kita sedang “tidak baik-baik saja”.

Mungkin asumsi ini ditolak oleh sebagian orang, tetapi sulit untuk menolak bahwa slogan sekeras itu muncul pada masa-masa bahagia.

Lalu, apakah kemunculan slogan yang menyiratkan makna “sedang tidak baik-baik saja” ini tidak baik bagi perusahaan?

BACA JUGA:Pengaruh Stunting Terhadap Susunan Gigi Anak

BACA JUGA:Deinfluencing: Tren Baru untuk Meretas Paradigma Konsumerisme

Bagi penulis, ini adalah revolasi mental dan moral bagi kita untuk melakukan perubahan sebagaimana yang sedang digencarkan oleh pemegang saham perusahaan ini.

Yakni, PTPN III Holding yang sedang melakukan transformasi bisnis fundamental dengan berbagai aksi korporasinya.

Sebagai slogan, “Berubah atau Punah” adalah terapi kejut yang berdaya ledak tinggi.

Orang ataupun sistem yang berani menggunakan metode ini pada umumnya adalah yang mengetahui kondisi dalam organ “tubuhnya” secara detail dan komprehensif.

BACA JUGA:Generasi Muda Berperan dan Berprestasi dalam Ilmu Pengetahuan, Kebudayaan dan Teknologi

BACA JUGA:Lebaran Digital, Wajah Baru Berhari Raya

Seperti orang yang kena stroke, dia berani mempertaruhkan tubuhnya “disetrum” dengan tegangan listrik demi bisa sehat kembali.

Tentu, sang penekan tombol saklarnya adalah orang yang memiliki kompetensi, pengalaman, dan perhitungan yang terukur.

Sebagaimana Bung Tomo ketika meneriakkan “Merdeka atau Mati!” pun sudah melakukan riset tentang metode atau terapi apa yang pas untuk menggerakkan rakyat Surabaya melawan Inggris, saya kira demikian pula dengan para petinggi PTPN I Regional 7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: