Pemekaran Wiayah Sulawesi Selatan: Keindahan Alam Otonomi Baru Kabupaten Bone Permata Pesisir Timur

Pemekaran Wiayah Sulawesi Selatan: Keindahan Alam Otonomi Baru Kabupaten Bone Permata Pesisir Timur

Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Potensi Ekonomi Bone Ibukota Daerah Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Kabupaten Bone menawarkan keragaman lahan yang mencengangkan, dengan persawahan seluas 88.449 Ha, tegalan/ladang mencapai 120.524 Ha, tambak/empang sebesar 11.148 Ha, perkebunan negara/swasta meliputi 43.052,97 Ha, hutan seluas 145.073 Ha, dan padang rumput serta lahan lainnya mencakup 10.503,48 Ha.

Cuaca yang Menggoda: Kelembaban dan Suhu Ideal

Kabupaten Bone termasuk dalam daerah beriklim sedang dengan kelembaban udara mencapai 95%-99% dan temperatur berkisar antara 26 °C – 34 °C. 

Kondisi ini memberikan keindahan tersendiri, menjadikannya tempat yang nyaman dan ideal untuk kehidupan masyarakat.

Wilayah Peralihan: Keunikan Iklim dan Curah Hujan Varied

Beberapa kecamatan seperti Bontocani dan Libureng menghadirkan wilayah peralihan dengan rata-rata curah hujan tahunan bervariasi, mulai dari kurang dari 1.750 mm hingga 3.000 mm. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: FPBS dan Harapan Pemekaran Otonomi Baru Kabupaten Bone Selatan

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan: Menyongsong Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

Ini menciptakan lanskap yang beraneka ragam dan kekayaan ekologis yang mengagumkan.

Keelokan Pegunungan dan Perbukitan: Sumber Aliran Sungai yang Tak Terhingga

Kabupaten Bone juga dianugerahi dengan pegunungan dan perbukitan yang memancarkan keelokan alamnya. 

Aliran sungai yang mengalir melalui celah-celahnya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Jarak Bone Calon Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Sejarah Kabupaten Bone Ibukota Otonomi Baru Provinsi Bugis Timur

Sungai-sungai seperti Walenae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulu-bulu, Salomekko, Tobunne, dan Lekoballo memberikan kontribusi besar terhadap ekosistem lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: