Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Lahir Dari Krisis Ekonomi Melanda ke Mobil Sejuta Umat
Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Lahir Dari Krisis Ekonomi Melanda ke Mobil Sejuta Umat.. foto: @ig_ranggatanuvid--
BACA JUGA:Elegansi dan Teknologi dalam Satu Paket: Mazda MX-30 Siap Hadir di Indonesia
Pada tahun 2014, Toyota menambahkan varian Avanza Luxury yang menghadirkan kemewahan lebih bagi konsumen yang menginginkan MPV dengan fitur-fitur lebih lengkap dan elegan.
Meski berada dalam segmen yang sama, Daihatsu Xenia memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari Toyota Avanza. Xenia ditujukan untuk konsumen yang mencari MPV dengan harga lebih terjangkau tetapi tetap tangguh dan irit bahan bakar.
Daihatsu Xenia hadir dengan dua varian mesin, yaitu mesin 1.0 liter dan 1.3 liter. Mesin 1.0 liter memiliki kapasitas 989 cc, sementara mesin 1.3 liter memiliki kapasitas 1.329 cc.
Kedua varian mesin ini dilengkapi dengan teknologi injeksi EFI, yang memastikan efisiensi bahan bakar lebih baik, sebuah keunggulan penting bagi konsumen yang ingin kendaraan irit namun bertenaga.
BACA JUGA:Lebih dari Sekadar Hatchback: Kenali Fitur dan Keunggulan Honda New City Hatchback RS
Kapasitas mesin yang lebih kecil pada Xenia 1.0 memang menghasilkan tenaga yang lebih rendah, namun tetap mampu memberikan kinerja yang memadai untuk penggunaan sehari-hari di perkotaan.
Sementara itu, varian mesin 1.3 memberikan tenaga yang lebih besar, menjadikannya pilihan bagi konsumen yang membutuhkan performa lebih tinggi, terutama saat bepergian jarak jauh atau membawa beban lebih berat.
Avanza dan Xenia terus berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan konsumen dan perkembangan teknologi.
Pada generasi ketiga, yang diluncurkan pada akhir 2021, kedua kendaraan ini menggunakan platform DNGA (Daihatsu New Global Architecture).
BACA JUGA:Sentuhan Eksklusif BMW i7: Two Tone Paint Lokal Kini Hadir di Indonesia
BACA JUGA:Debut Kawasaki MULE PRO-DXT UV di Indonesia Pakai Mesin Diesel 993 cc Siap Taklukkan Medan Off-road
Perubahan besar pada generasi ketiga adalah pengadopsian sasis monokok dan layout penggerak roda depan, berbeda dari dua generasi sebelumnya yang menggunakan penggerak roda belakang.
Keputusan untuk beralih ke layout penggerak roda depan dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan infrastruktur jalan di Indonesia, serta keuntungan dari sisi efisiensi, performa, dan kenyamanan berkendara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: