Batik Ecoprint Plaju Ulu : Hadirkan Karya Unik Ramah Lingkungan, Perpaduan antara Ilmu, Seni dan Alam

Batik Ecoprint Plaju Ulu : Hadirkan Karya Unik Ramah Lingkungan, Perpaduan antara Ilmu, Seni dan Alam

PROSES PEMBUATAN KAIN ECOPRINT : Proses Pembuatan kain Ecoprint yang dicetak secara tradisional mempergunakan bahan tumbuhan secara alami mulai dari pewarnaannya serta proses pencetakannya. Para pengrajin kain Ecoprint ini merupakan UMKM Kelompok Wanit--

PALEMBANG, PALPOS. ID - Ditengah pesatnya perkembangan industri fashion, UMKM Kelompok Wanita Tani (KWT) Rosella Hijab Ecoprint Kelurahan Plaju Ulu Kecamatan Plaju Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menonjolkan keunikan dan keberlanjutan melalui teknik Ecoprint.

Dengan memanfaatkan kekayaan alam sekitar, mereka menciptakan batik yang tidak hanya estetis, tetapi juga ramah lingkungan.

Setiap helai kain yang dihasilkan menjadi kanvas hidup yang menceritakan interaksi antara seni dan alam, menawarkan produk yang penuh makna sekaligus mendukung perekonomian lokal. Inovasi ini, yang didorong oleh pelatihan dan  binaan  PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju ini, menunjukkan bagaimana tradisi dan modernitas dapat bersinergi dalam menciptakan karya yang bernilai tinggi.

Ecoprint merupakan teknik cetak yang menggunakan bahan-bahan alami seperti Daun Lanang, Daun Jarak Bintang Daun Jarak Bintang Merah, Daun Mengkudu, Daun Ketapang. 

BACA JUGA:Pertamina Perkuat Branding Produk Lokal Melalui Partisipasi di SMEXPO 2024

BACA JUGA:Upaya Minimalisir Emisi Gas Rumah Kaca, Pertamina Adakan Kegiatan Konservasi Pohon Dikawasan Ring 1

Selain itu ada juga bunga, batang, atau ranting untuk menghasilkan pola pada kain, yang kesemua telah tersedia dari tanaman sekitar lingkungan UMKM Kelompok Wanita Tani (KWT) Rosella Hijab Ecoprint tersebut. 

Dimana kata Ecoprint berasal dari kata "Eco" yang berarti ekosistem (alam) dan "print" yang berarti mencetak. 

Ketua UMKM Kelompok Wanita Tani (KWT) Rosella Hijab, Asia mengatakan, produk yang mereka hasilkan lebih ke produk jenis batik Ecoprint atau disebut kain Ecoprint. 

"Secara ringkas metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakkan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus," jelasnya, Selasa, 29 Oktober 2024.

BACA JUGA:Dukungan Fasilitas dari Pertamina Perkuat Kesiapan BPBD Hadapi Karhutla

BACA JUGA:Kopi Pagaralam Mendunia: Keberhasilan Putra Abadi di Panggung Internasional Bersama Pertamina Patra Niaga

Dikatakan Asia, untuk jumlah produk yang dihasilkan  tergantung dengan orderan yang dipesan. 

"Namun jenisnya lebih banyak kain dan jilbab. Namun jika tidak ada pesanan, kami tetap memproduksi setiap sekali dalam 2 minggu yakni memproduksi 6 lembar kain batik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: