Kue Akar Kelapa, Camilan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Renyah di luar, gurih-manis di dalam-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID — Di tengah gempuran camilan kekinian dan makanan ringan modern yang terus bermunculan, satu jenis kudapan tradisional tetap mempertahankan eksistensinya: kue akar kelapa.
Bentuknya yang unik menyerupai akar pohon, teksturnya yang renyah, dan rasanya yang gurih-manis menjadikannya favorit lintas generasi.
Kue akar kelapa merupakan salah satu kue kering khas Betawi yang biasanya hadir dalam berbagai momen penting, mulai dari Hari Raya Idul Fitri, acara pernikahan, hingga sebagai suguhan harian di rumah-rumah warga.
Meski berasal dari budaya Betawi, kue ini kini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan masuk dalam jajaran oleh-oleh khas dari beberapa kota.
BACA JUGA:Perkedel Kentang : Cita Rasa Nusantara yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Ayam Gulung Nori, Inovasi Cita Rasa Nusantara dan Jepang yang Menggugah Selera
Nama "akar kelapa" berasal dari bentuk kue ini yang menyerupai akar-akar pohon kelapa, meliuk-liuk dengan warna kecokelatan hasil dari proses penggorengan.
Dalam budaya Betawi, kue ini bukan hanya camilan, tapi juga simbol kebersamaan dan rasa hormat terhadap tradisi.
"Sejak kecil saya sudah melihat nenek membuat kue akar kelapa setiap Lebaran.
Prosesnya selalu melibatkan seluruh keluarga, dari mencampur adonan sampai menggoreng.
BACA JUGA:Kue Apem : Makanan Tradisional dengan Rasa yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Kue Semprit : Kelezatan Tradisional yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Ini bukan sekadar membuat kue, tapi juga momen berkumpul," kata Nuraini (56), warga Jakarta Timur yang masih aktif memproduksi kue akar kelapa secara rumahan.
Bahan utama kue ini cukup sederhana, yaitu tepung ketan, kelapa parut yang sudah dikeringkan atau santan kental, gula, dan wijen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: