Kue Talam, Cita Rasa Tradisional yang Kian Digemari di Tengah Modernisasi Kuliner

“Banyak anak muda sekarang yang mulai sadar akan kekayaan kuliner lokal.

Mereka penasaran mencoba jajanan tradisional yang dulu hanya dikenal oleh generasi orang tua mereka.

BACA JUGA:SOP Konro Hadirkan Cita Rasa Khas Makassar dengan Sentuhan Modern

BACA JUGA:Rujak Cingur, Kuliner Khas Surabaya yang Tak Lekang oleh Waktu

Dari situ, popularitas kue talam ikut naik,” tambah Sri.

Selain di pasar tradisional dan toko kue, kue talam kini juga mulai merambah platform digital.

Banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memasarkan kue ini melalui media sosial dan aplikasi layanan antar makanan.

Inovasi juga dilakukan dalam hal rasa dan bentuk. Tak hanya varian gula merah dan pandan, kini mulai bermunculan kue talam rasa ubi ungu, labu kuning, bahkan matcha dan cokelat.

Namun demikian, keaslian rasa tetap menjadi kekuatan utama kue talam.

Banyak konsumen yang tetap menyukai versi klasik karena dianggap lebih otentik dan membangkitkan kenangan masa kecil.

“Kalau kue talamnya terlalu dimodifikasi, kadang jadi kehilangan jati diri. Saya lebih suka yang original, seperti yang sering dibuat ibu saya dulu di kampung,” ujar Rudi, seorang pelanggan tetap di salah satu toko kue tradisional di Jakarta Timur.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mulai melirik potensi kue talam sebagai bagian dari kekayaan kuliner nusantara yang bisa dipromosikan dalam ajang internasional.

Dalam beberapa festival kuliner yang digelar, kue talam kerap dihadirkan sebagai perwakilan kue basah tradisional dari Indonesia.

"Indonesia memiliki lebih dari 500 jenis kue tradisional. Kue talam adalah salah satu yang paling dikenal dan mewakili karakter rasa khas Indonesia, yakni perpaduan antara manis dan gurih.

Ini sangat menarik bagi wisatawan asing," ujar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Sumber: