Tanghulu, Camilan Manis Asal Tiongkok yang Kian Populer di Indonesia

Siapa yang nggak bisa tahan godaan tanghulu? Kombinasi manisnya gula karamel dan kesegaran buah bikin setiap gigitan makin seru.-Fhoto: Istimewa-
Meski menjanjikan dari sisi pasar, para pelaku usaha tanghulu juga menghadapi sejumlah tantangan.
Salah satu yang utama adalah cuaca tropis Indonesia yang panas dan lembap, membuat lapisan gula mudah meleleh dan kehilangan kerenyahannya.
Untuk mengatasi ini, beberapa penjual menggunakan pendingin atau menyarankan konsumen untuk segera mengonsumsi tanghulu setelah dibeli.
Selain itu, karena produk ini berbasis buah segar dan tanpa pengawet, daya tahannya sangat terbatas.
“Kami harus produksi setiap hari karena kalau disimpan lebih dari satu malam, buahnya jadi lembek dan gulanya tidak renyah lagi,” jelas Rina.
Dengan minat konsumen yang terus meningkat, banyak pihak memperkirakan bahwa tren tanghulu akan terus bertahan, terutama jika pelaku usaha mampu berinovasi dan menjaga kualitas produk.
Beberapa produsen bahkan mulai menjajaki kemungkinan menjual tanghulu dalam bentuk kemasan beku yang bisa dikirim antarkota atau disimpan lebih lama.
Tanghulu bukan hanya sekadar camilan manis; ia adalah simbol bagaimana budaya kuliner lintas negara dapat diterima dan berkembang di tempat baru.
Dengan kombinasi antara rasa, estetika, dan kreativitas, tanghulu tampaknya telah menemukan tempat istimewa di hati pencinta kuliner Indonesia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: