Kembang Goyang : Cita Rasa Tradisional yang Terus Mekar di Tengah Modernisasi

PALPOS.ID — Di tengah maraknya tren kuliner modern dan makanan kekinian, satu camilan tradisional khas Betawi tetap bertahan dan bahkan semakin dicari oleh masyarakat: Kembang Goyang.

Dengan bentuk unik menyerupai bunga dan rasa yang renyah manis, Kembang Goyang terus menunjukkan eksistensinya sebagai warisan kuliner yang tak lekang oleh waktu.

Kembang Goyang merupakan salah satu jenis kue kering tradisional yang dibuat dari campuran tepung beras, santan, gula, dan telur.

Nama "Kembang Goyang" sendiri berasal dari proses pembuatannya, di mana adonan dicetak menggunakan cetakan berbentuk bunga yang kemudian "digoyang" di atas minyak panas hingga adonan terlepas dari cetakan dan mengembang sempurna.

BACA JUGA:Sengkulun : Kue Tradisional yang Mulai Bangkit dari Keterlupaan

BACA JUGA: Sayur Babanci, Warisan Kuliner Betawi yang Hampir Punah

Makanan ini populer di kalangan masyarakat Betawi, terutama saat perayaan besar seperti Lebaran, pernikahan adat, dan acara-acara keluarga.

Namun seiring waktu, popularitasnya menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan mulai dikenal di luar negeri sebagai bagian dari kuliner nusantara.

Meski digemari, eksistensi Kembang Goyang sempat mengalami penurunan, terutama di era makanan cepat saji dan jajanan modern.

Banyak generasi muda yang tak lagi mengenal cara membuat kue ini, bahkan tak sedikit yang belum pernah mencicipinya.

BACA JUGA:Putu mayang : kuliner tradisional nusantara yang kian digemari

BACA JUGA:Kuping Gajah, Camilan Tradisional yang Kembali Naik Daun di Tengah Gempuran Snack Modern

"Kue ini dulu selalu ada waktu Lebaran. Tapi sekarang sudah jarang yang buat sendiri.

Banyak anak muda lebih pilih beli snack kemasan," ujar Murniati (63), seorang ibu rumah tangga asal Depok yang masih setia membuat Kembang Goyang secara tradisional setiap tahun.

Sumber: