Kacang Macadamia : Si Mewah dari Alam yang Kian Diminati Dunia

Kacang Macadamia : Si Mewah dari Alam yang Kian Diminati Dunia

Kacang macadamia kecil, mahal, dan penuh manfaat.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID – Kacang macadamia, salah satu jenis kacang termahal di dunia, kini semakin mendapat perhatian di pasar global, termasuk di Indonesia.

Teksturnya yang renyah dan rasa gurih yang khas menjadikannya primadona dalam industri makanan sehat, perawatan kulit, bahkan kuliner kelas atas.

Di balik kelezatannya, macadamia menyimpan cerita panjang mulai dari sejarah, cara budidaya, hingga tantangan pasarnya.

 

Kacang macadamia berasal dari wilayah pesisir timur Australia, khususnya Queensland dan New South Wales.

BACA JUGA:Bolu Kukus Ketan Hitam Keju Lumer, Sajian Tradisional dengan Sentuhan Modern yang Viral di Kalangan Milenial

BACA JUGA:Kue Putu : Manisnya Tradisi Kuliner Indonesia yang Tak Lekang oleh Waktu

Pohon macadamia ditemukan pertama kali oleh para botanis Eropa pada pertengahan abad ke-19 dan diberi nama untuk menghormati ilmuwan John Macadam.

Kini, tanaman ini telah dibudidayakan secara luas di berbagai negara seperti Afrika Selatan, Hawaii (AS), Kenya, dan mulai berkembang di beberapa wilayah Indonesia seperti Sulawesi dan Papua.

 

Dikenal sebagai “ratu kacang”, macadamia memiliki nilai gizi yang sangat tinggi.

Kandungan lemak tak jenuh tunggalnya bahkan melebihi minyak zaitun, menjadikannya baik untuk kesehatan jantung.

BACA JUGA:Jalangkote : Kelezatan Gorengan Khas Makassar yang Terus Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

BACA JUGA:Kue Rangi : Penganan Tradisional Betawi yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Dalam 100 gram macadamia, terdapat sekitar:

 

718 kalori

 

76 gram lemak sehat

 

14 gram karbohidrat

BACA JUGA:Pempek : Kuliner Legendaris dari Palembang yang Mendunia

BACA JUGA:Gambas Untuk Jantung Sehat hingga Kulit Glowing!

 

8 gram protein

 

Sumber vitamin B1, magnesium, dan antioksidan

 

Tak heran jika kacang ini menjadi favorit dalam diet keto dan makanan sehat lainnya.

 

Salah satu hal yang membuat macadamia begitu istimewa adalah harganya yang tinggi.

Di pasar internasional, harga kacang macadamia mentah bisa mencapai 20–30 USD per kilogram, bahkan lebih tinggi jika telah diproses.

Di Indonesia sendiri, harga eceran kacang macadamia impor dapat mencapai Rp500.000–Rp800.000 per kilogram.

 

Mengapa mahal? Pertama, pohon macadamia memerlukan waktu 7 hingga 10 tahun untuk berbuah secara optimal. Selain itu, proses panen dan pemrosesannya rumit.

Cangkang macadamia adalah salah satu yang terkeras di antara semua jenis kacang, sehingga memerlukan teknologi khusus untuk membukanya tanpa merusak bijinya.

 

“Permintaan global terus meningkat, tapi suplai sangat terbatas.

Hal ini yang membuat harganya bertahan tinggi,” kata Deni Iskandar, seorang importir kacang dari Surabaya.

 

Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk mengembangkan budidaya macadamia.

Tanah vulkanik di wilayah pegunungan Papua, Sulawesi Tengah, hingga sebagian Jawa Barat dinilai cocok untuk tanaman ini.

Beberapa pilot project yang dijalankan Kementerian Pertanian bersama universitas-universitas lokal menunjukkan hasil yang menjanjikan.

 

Namun, tantangan tetap ada. Mulai dari kurangnya bibit unggul, minimnya teknologi pengolahan pasca-panen, hingga belum adanya sistem rantai pasok yang stabil.

Pemerintah sendiri mulai mendorong petani untuk mempertimbangkan budidaya macadamia sebagai alternatif komoditas ekspor bernilai tinggi.

 

Tak hanya dikonsumsi sebagai camilan sehat, macadamia kini telah menjadi bahan penting dalam berbagai produk makanan.

Mulai dari kue-kue premium, granola, susu nabati (macadamia milk), hingga campuran cokelat dan es krim.

 

Di industri kecantikan, minyak macadamia digunakan dalam produk perawatan kulit dan rambut.

Kandungan asam palmitoleat dan omega-7 di dalamnya dipercaya membantu memperbaiki sel kulit yang rusak dan menjaga kelembapan alami tubuh.

 

“Minyak macadamia alami lebih mudah diserap kulit dan cocok untuk kulit sensitif,” ujar Rina Maheswari, pemilik merek skincare lokal yang berbasis di Bandung.

 

Masa Depan Macadamia: Komoditas Bernilai Strategis?

Dengan tren gaya hidup sehat dan kesadaran akan keberlanjutan, macadamia diprediksi akan terus naik daun.

Permintaan dari pasar Asia, terutama Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, meningkat tajam dalam lima tahun terakhir.

Hal ini memberi peluang besar bagi negara-negara produsen, termasuk Indonesia jika mampu mengembangkan ekosistem budidaya yang kompetitif.

 

“Kalau dikelola dengan baik, kacang macadamia bisa menjadi emas hijau baru Indonesia,” ujar Dr. Lukman Hadi dari Balitbangtan Kementan RI.

 

Namun demikian, perlu adanya kebijakan pemerintah yang mendukung dari hulu ke hilir, mulai dari insentif bagi petani, kemudahan akses bibit, hingga penguatan riset dan teknologi pengolahan.

 

Kacang macadamia bukan sekadar camilan mahal. Ia adalah simbol dari potensi alam yang membutuhkan perhatian dan pengelolaan serius.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia tak hanya bisa menjadi konsumen, tetapi juga pemain penting dalam pasar kacang macadamia global.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jika kamu ingin berita ini dalam bentuk layout majalah, infografis, atau ditambah kutipan tokoh/ilmuwan tertentu, aku bisa bantu juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: