Tahu Walik : Camilan Khas Banyuwangi yang Semakin Mendunia

Tahu Walik, camilan khas Banyuwangi yang kini mendunia.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Tahu walik, camilan khas dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur, kini semakin digemari masyarakat luas.
Tak hanya dikenal di wilayah asalnya, tahu walik kini mulai menjangkau pasar nasional dan bahkan menembus pasar ekspor.
Popularitas makanan ini melonjak seiring tren makanan khas daerah yang kembali naik daun di kalangan generasi muda.
Tahu walik memiliki arti harfiah "tahu terbalik", yaitu tahu goreng yang dibalik bagian dalamnya ke luar sebelum diisi dan digoreng kembali.
BACA JUGA:Bola-Bola Ubi Keju, Camilan Kekinian yang Menggugah Selera dan Laris Manis di Pasaran
BACA JUGA:Singkong Keju, Jajanan Tradisional yang Naik Kelas di Era Modern
Uniknya, tahu ini biasanya diisi dengan adonan aci (tepung kanji), ayam cincang, atau ikan, menciptakan rasa gurih dan tekstur kenyal di bagian dalam serta renyah di luar.
Menurut Sri Wahyuni (38), salah satu pelaku UMKM di Banyuwangi yang telah 6 tahun berjualan tahu walik, resep tradisional yang ia gunakan diwariskan turun-temurun.
“Dulu hanya untuk konsumsi keluarga, tapi karena banyak yang suka, akhirnya saya putuskan untuk menjualnya.
Sekarang pesanan datang bukan hanya dari Banyuwangi, tapi juga dari Surabaya, Jakarta, bahkan luar negeri seperti Malaysia,” ungkapnya.
BACA JUGA:Kentang Mustofa, Camilan Tradisional yang Makin Digemari di Era Modern
BACA JUGA:Bakwan Udang : Jajanan Klasik yang Tetap Jadi Primadona di Tengah Gempuran Makanan Modern
Usaha tahu walik milik Sri Wahyuni saat ini mempekerjakan 10 orang warga sekitar, memberdayakan ibu rumah tangga dan pemuda setempat.
Mereka mengolah hingga 1.000 potong tahu setiap harinya. Setiap potong dijual dengan harga rata-rata Rp1.500 – Rp2.000, tergantung isiannya.
Tahu walik berasal dari inovasi masyarakat dalam mengolah tahu goreng agar tidak membosankan.
Ciri khasnya terletak pada proses membalik kulit tahu dan mengisinya dengan adonan yang gurih, lalu digoreng garing. Kombinasi ini menghasilkan rasa yang unik: renyah di luar, kenyal dan gurih di dalam.
BACA JUGA:Risol Bihun : Camilan Legendaris yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar
BACA JUGA:Otak-otak : Kuliner Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Arus Modernisasi
Biasanya, tahu walik disantap dengan sambal kacang, sambal petis, atau cabai rawit segar.
Makanan ini sangat cocok disajikan sebagai camilan sore, teman nonton, atau bahkan lauk pendamping nasi.
Ahli kuliner tradisional dari Universitas Jember, Dr. Andini Rahmawati, menyebut tahu walik sebagai contoh sukses inovasi makanan daerah.
“Kekuatan tahu walik terletak pada kreativitas masyarakat lokal. Mereka mampu mengangkat makanan sederhana menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Ini juga bagian dari diplomasi kuliner yang penting bagi promosi budaya Indonesia,” jelasnya.
Popularitas tahu walik juga tak lepas dari peran media sosial. Sejak tahun 2023, banyak konten kreator kuliner di YouTube dan TikTok yang mengulas tahu walik sebagai jajanan wajib coba.
Video-video tentang cara membuat tahu walik rumahan hingga mukbang memicu tren baru, terutama di kalangan remaja dan ibu-ibu muda.
Salah satu konten kreator kuliner dengan akun @DapoerNdeso mengatakan, “Tahu walik jadi salah satu video saya yang paling viral. Banyak yang nggak tahu asalnya dari Banyuwangi.
Setelah saya upload resepnya, banyak juga yang langsung coba buat sendiri di rumah. Responnya luar biasa!”
Peluang ekonomi dari tahu walik kini mulai dilirik serius oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyuwangi.
Pemerintah daerah tengah merancang program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha tahu walik agar bisa naik kelas, termasuk membantu sertifikasi halal, kemasan modern, dan akses pemasaran digital.
Namun, tantangan tetap ada. Permasalahan seperti pasokan tahu berkualitas, kenaikan harga bahan baku, hingga kompetisi yang makin ketat menjadi tantangan tersendiri.
“Kami sedang menjajaki kerja sama dengan koperasi petani kedelai untuk memastikan pasokan tahu yang konsisten dan berkualitas,” kata Kepala Dinas UMKM Banyuwangi, Lestari Widyaningrum.
Selain itu, untuk menjangkau pasar ekspor, pelaku usaha tahu walik harus menghadapi regulasi dan standar keamanan pangan internasional.
Beberapa pengusaha kini sedang dalam tahap uji coba pembekuan tahu walik agar bisa dikirim ke luar negeri tanpa kehilangan cita rasa.
Dalam acara Festival Kuliner Nusantara 2025 di Jakarta, tahu walik menjadi salah satu hidangan yang paling banyak diminati pengunjung.
Festival tersebut menjadi ajang promosi yang efektif bagi makanan khas daerah, termasuk tahu walik.
Direktur Ekspor Produk Kreatif Kementerian Perdagangan, Budi Hartanto, mengatakan bahwa tahu walik berpotensi menjadi produk ekspor unggulan asal Banyuwangi.
“Kami melihat tren makanan unik dari daerah seperti tahu walik sangat disukai pasar Asia Tenggara.
Kami akan mendukung UMKM lokal untuk bisa ekspor melalui pelatihan dan fasilitasi pameran internasional,” ujarnya.
Dari dapur sederhana di Banyuwangi, tahu walik kini menjadi simbol keberhasilan makanan tradisional yang mampu bersaing di tengah derasnya arus modernisasi.
Dengan cita rasa khas, inovasi produk, serta dukungan teknologi dan promosi digital, tahu walik bukan hanya camilan biasa, melainkan juga potensi ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat lokal dan Indonesia secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: