Pupuk Indonesia Sambut Positif Usulan Singkong sebagai Komoditi Penerima Subsidi

Pupuk Indonesia Sambut Positif Usulan Singkong sebagai Komoditi Penerima Subsidi

Pupuk Indonesia Sambut Positif Usulan Singkong sebagai Komoditi Penerima Subsidi. F Humas Pusri  --

Untuk itu, menurutnya, upaya peningkatan produktivitas singkong harus diwujudkan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.

 “Komponen budidaya yang berperan dalam peningkatan produktivitas singkong adalah penggunaan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, varietas yang sesuai (tahan cekaman biotik dan abiotik), dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan),” tandasnya.

Tri Wahyudi mengaku mendapatkan masukan dari stakeholder, salah satunya Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) yang berharap singkong masuk menjadi komoditas yang berhak mendapatkan mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi dari Pemerintah.

Dengan demikian kesejahteraan petani meningkat, industri singkong tanah air dapat berkembang, ketahanan pangan nasional terjaga.

BACA JUGA:Pusri Hadirkan Program Kopi Tebat Benawa untuk Tingkatkan Value Masyarakat

BACA JUGA: Pusri Tandatangani PJBG dengan PT PHE Jambi Merang

 "FGD ini dilaksanakan untuk menggali kondisi di lapangan dan merumuskan strategi peningkatan produktivitas tanaman singkong dan kebijakan dukungan pupuk bersubsidi untuk petani singkong sebagai salah satu komoditas strategis di wilayah Sumatera Bagian Selatan," tandas Tri Wahyudi.

Forum Group Discussion mengenai "Strategi Peningkatan Produktivitas Singkong dan Kebijakan Dukungan Pupuk Bersubsidi untuk Petani" ini dihadiri Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ismariny; Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian, Jekvy Hendra; Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanah dan Pupuk, Ladiyani Retno Widowati; Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Daconi Khotob; Ketua 1 Bidang Pengembangan Bisnis & Produk Masyarakat Singkong Indonesia, Helmi Hasanudin.

Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono; Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bani Isproyanto; Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwidjaja, A. Muslim; serta perwakilan kepala dinas pertanian kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Pusri Raih Penghargaan Proklim Tahun 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BACA JUGA:Artwear Berbahan Kantong Pupuk Pusri Tampil di Jember Fashion Carnaval 2024

Sementara itu, lebih lanjut Tri Wahyudi mengatakan bahwa Pupuk Indonesia mempunyai teknologi memformulasikan pupuk NPK sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan tanaman memiliki NPK khusus tanaman singkong, yaitu NPK 17-6-25. Pupuk ini memiliki kandungan Nitrogen 17 persen, Phosphatase 6 persen, dan KCL 25 persen. 

Berdasarkan hasil uji coba di sejumlah daerah, khususnya di Sumatera pengaplikasian pupuk ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman singkong.

Rata-rata hasil panen petani singkong pada saat pengaplikasian pupuk tersebut sebesar 45 ton/hektare, dari rata-rata panen sebelumnya 27 hingga 28 ton/hektare.

 "Petani singkong yang sebelumnya mendapatkan pupuk bersubsidi bisa terobati dengan kehadiran NPK singkong. Persoalannya apakah pupuk ini bisa masuk ke dalam skema subsidi, ini yang harus kita diskusikan dalam FGD. Pastinya pupuk ini dapat digunakan oleh petani dalam pemupukan secara efisien dan berimbang sehingga dapat meningkatkan produktivitas singkong," kata Tri Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: