Pemberdayaan Pelaku UMKM dalam Mendukung Program Makan Bergizi di Palembang

Pemberdayaan Pelaku UMKM dalam Mendukung Program Makan Bergizi di Palembang

Pemberdayaan Pelaku UMKM dalam Mendukung Program Makan Bergizi di Palembang-Foto:dokumen palpos-

“Petani juga bisa menjadi Mitra badan gizi, karena SPPG membutuhkan bahan baku dari supplier.

Dalam program MBG kita di hitung nilai kalori mulai dari ibu hamil, menyusui, anak SD kebutuhan nya berbeda-beda,”

BACA JUGA:Sumsel United Lahir, Klub Sepak Bola Baru Sumsel Targetkan Tembus Liga 1

BACA JUGA:Kemenkum Sumsel Gelar Rapat Persiapan Kunjungan Kerja Komisi XIII DPR RI di Lubuklinggau

Bagi para pelaku UMKM dapat menjadi Mitra BGN dan akses informasi kemitraan nya bisa di lihat melalui mitrabgn.go.id

Kemudian, Sri Sumanti menyampaikan pemahaman mengenai pentingnya memperhatikan asupan makan bergizi untuk mencegah masalah gizi.

“Pemenuhan gizi menargetkan ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan anak sekolah sebagai sasaran utama, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Palembang melalui pemenuhan gizi yang optimal.

Gizi kurang seperti stunting, wasting, dan anemia dapat terjadi akibat kekurangan zat gizi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin.

Hal ini tentunya dapat berdampak pada pertumbuhan anak, daya tahan tubuh yang lemah, serta gangguan perkembangan otak

Menurut Sri, memperhatikan asupan makanan bergizi sangat penting untuk mencegah berbagai masalah gizi, baik itu kekurangan maupun kelebihan gizi.

“Gizi yang baik adalah fondasi dasar untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan.

Namun, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa masalah gizi, baik stunting, gizi buruk, obesitas, keterbatasan akses, keterbatasan anggaran, masih menjadi tantangan besar bagi bangsa kita, termasuk juga di Sumatera Selatan,” terang Sri Sumantri.

Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG), anak berusia 7-9 tahun memerlukan sekitar 1.650 kilo kalori per hari, sekitar 1.900-2.000 kilo kalori per hari untuk anak berusia 10-12 tahun, dan sekitar 2.100-2.650 kilo kalori per hari untuk remaja berusia 13-18 tahun. 

“Perbedaan usia anak dan remaja tentu akan membedakan kebutuhan gizinya, sehingga mempengaruhi porsi makan yang diberikan,” tambah Sri.

Senada dengan apa yang disampaikan Sri Sumantri, Yuniarta Nensy menyampaikan bahwa Makan bergizi gratis itu adalah “Makan Bergizi Seimbang”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: