Bacang Ketan : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Bacang Ketan : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Bacang ketan-Fhoto: Istimewa-

BACA JUGA:Milk Bun Ala Thailand, Roti Lembut yang Bikin Ketagihan

 

Selain lezat, bacang juga sarat dengan filosofi.

Bentuk limasnya melambangkan gunung sebagai tempat suci, sementara ikatan tali melambangkan keterikatan antara manusia dan leluhur.

Dalam budaya Tionghoa, bacang dipercaya sebagai simbol penghormatan kepada leluhur dan penolak bala.

 

“Setiap tahun, kami sekeluarga selalu membuat bacang sendiri di rumah.Prosesnya memang lama, tapi ini bagian dari tradisi yang kami jaga turun-temurun,” ujar Liana, warga keturunan Tionghoa di kawasan Glodok, Jakarta Barat.

BACA JUGA:Tanghulu, Camilan Manis Tradisional yang Kembali Populer di Indonesia

BACA JUGA:Tiramisu : Cita Rasa Italia yang Mendunia, dari Meja Kafe ke Dapur Rumah

 

 

Meski bacang ketan identik dengan tradisi, kini banyak pelaku usaha kuliner yang mulai melakukan inovasi.

Bacang ketan tidak lagi hanya berisi daging babi atau ayam.

Beberapa varian baru seperti bacang isi rendang, tuna pedas, bahkan bacang ketan manis dengan isi kacang hijau dan gula merah mulai bermunculan di pasaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: