Bacang Ketan : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Bacang Ketan : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi

Bacang ketan-Fhoto: Istimewa-

Chef Kevin Hartono, pemilik usaha kuliner “Bacang Banget” di Jakarta Selatan, mengatakan bahwa kreasi modern ini dilakukan untuk menarik minat generasi muda.

“Kami ingin anak-anak muda tetap mengenal makanan tradisional, tapi dengan sentuhan kekinian.

Karena itu kami coba hadirkan rasa yang lebih beragam dan kemasan yang menarik,” jelasnya.

 

Selain rasa, penyajian bacang ketan kini juga lebih modern. Tak sedikit pelaku UMKM yang menjual bacang dalam kemasan beku (frozen food), sehingga bisa dinikmati kapan saja tanpa mengurangi rasa otentiknya.

Inovasi ini juga menjadikan bacang ketan sebagai oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.

 

 

Permintaan bacang ketan biasanya melonjak tinggi menjelang perayaan Duanwu dan Imlek.

Banyak toko kue dan pasar tradisional kebanjiran pesanan, baik dari konsumen individu maupun perusahaan yang ingin memberikan bingkisan kepada karyawan dan relasi.

 

Di Pasar Grogol, misalnya, beberapa penjual bacang ketan mengaku bisa menjual hingga 500 bacang dalam satu hari saat menjelang perayaan.

Harga bacang ketan pun bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp30.000 tergantung isian dan ukuran.

 

“Kalau hari biasa, paling saya jual 50-70 bacang. Tapi kalau pas Duanwu, bisa sampai 10 kali lipat,” kata Ahok, pedagang bacang ketan yang sudah berjualan sejak 2001.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: