Nasi Itik Gambut, Kuliner Legendaris Kalimantan Selatan yang Terus Menggoda Selera

Nasi Itik Gambut, Kuliner Legendaris Kalimantan Selatan yang Terus Menggoda Selera

Pedas, gurih, dan kaya rempah.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID - Bagi para pencinta kuliner pedas dan bercita rasa khas, nama “Nasi Itik Gambut” tentu bukan hal asing.

Makanan khas dari daerah Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini telah lama menjadi primadona, tidak hanya bagi warga lokal tetapi juga bagi wisatawan yang datang ke Bumi Lambung Mangkurat.

Nasi Itik Gambut adalah sajian nasi putih hangat yang disajikan dengan potongan daging itik berbumbu khas Banjar.

Daging itik ini dimasak dengan rempah-rempah kuat, kemudian digoreng atau dibakar hingga menghasilkan tekstur yang empuk di dalam namun garing di luar.

BACA JUGA:Lontong Kupang : Kuliner Khas Jawa Timur yang Menggugah Selera dan Sarat Tradisi

BACA JUGA:Serabi Solo : Kuliner Tradisional yang Memikat Selera dan Mengangkat Warisan Budaya

Yang membuatnya semakin spesial adalah bumbunya yang pekat, meresap, dan menggoda—serta tentu saja, sambal pedas yang menggigit lidah.

Nasi Itik Gambut bukanlah kuliner baru. Jejaknya telah ada sejak puluhan tahun lalu.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa makanan ini awalnya merupakan hidangan rumahan yang biasa disajikan untuk acara keluarga atau perayaan adat.

Namun, seiring waktu, popularitasnya kian melejit hingga menjadi salah satu ikon kuliner Kalimantan Selatan.

BACA JUGA:Nasi Tumpeng : Ikon Kuliner dan Budaya Indonesia yang Mendunia

BACA JUGA:Nasi Uduk, Warisan Kuliner Betawi yang Tak Lekang oleh Waktu

Menurut cerita warga setempat, salah satu pelopor Nasi Itik Gambut adalah almarhumah Hj. Andang, yang memulai usaha warung makan di pinggiran Jalan A. Yani KM 14, Gambut.

Dari warung kecil tersebut, cita rasa Nasi Itik mulai menyebar dari mulut ke mulut hingga kini menjadi bisnis kuliner yang terus berkembang.

Banyak warung dan rumah makan yang kemudian menjadikan "Nasi Itik" sebagai menu andalan, bahkan muncul pula beberapa franchise yang membawa kuliner ini ke luar daerah, termasuk ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Keistimewaan Nasi Itik Gambut terletak pada bumbu hitam pekat yang membalut daging itiknya.

BACA JUGA:Pindang Betawi, Hidangan Tradisional yang Kian Dilirik Penikmat Kuliner Nusantara

BACA JUGA:Semur Jengkol : Kuliner Tradisional yang Dicintai dan Dibenci Sekaligus

Bumbu ini terbuat dari perpaduan rempah-rempah khas seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, kunyit, jahe, lengkuas, dan tidak ketinggalan cabai merah dalam jumlah banyak.

Proses memasaknya pun tidak main-main—daging itik harus dimarinasi semalaman sebelum dimasak selama beberapa jam agar bumbunya benar-benar meresap.

Rasa gurih dan pedas dari bumbu hitam tersebut menjadi ciri utama. Dalam setiap suapan, penikmat akan merasakan harmoni rasa yang kuat dan dalam.

Beberapa orang bahkan menyamakan cita rasanya dengan rendang, namun dengan sentuhan berbeda yang khas Banjar.

Daging itik yang digunakan juga bukan sembarang. Para penjual biasanya memilih itik lokal yang dikenal memiliki tekstur lebih kenyal dan rasa yang lebih "liar" dibandingkan dengan ayam. Namun, inilah yang justru menjadi daya tarik tersendiri.

Di sepanjang Jalan A. Yani KM 14 hingga KM 17, berjajar berbagai warung dan rumah makan yang menyajikan Nasi Itik Gambut.

Salah satu yang paling dikenal adalah “Warung Nasi Itik Hj. Andang”, “Nasi Itik Alabio”, dan “Itik Bakar Spesial Gambut”.

Pengunjung biasanya memadati warung-warung ini pada jam makan siang dan malam.

Bahkan, tak jarang orang rela antre atau memesan jauh-jauh hari untuk mendapatkan porsi mereka, terutama saat akhir pekan.

Selain untuk makan di tempat, Nasi Itik Gambut juga sering dijadikan oleh-oleh khas Kalimantan Selatan.

Banyak wisatawan yang membungkusnya untuk dibawa pulang, karena kelezatannya yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Di era digital saat ini, popularitas Nasi Itik Gambut kian melejit lewat media sosial. Banyak food vlogger, selebgram, hingga kanal YouTube kuliner yang mengulas makanan ini dengan pujian tinggi.

Beberapa video bahkan viral, menunjukkan reaksi pertama kali seseorang mencicipi bumbu hitam pedas dari Nasi Itik.

Hashtag seperti #NasiItikGambut, #KulinerKalsel, dan #ItikBakarBanjar kerap bermunculan di platform seperti Instagram dan TikTok.

Banyak yang mengaku datang ke Kalimantan Selatan hanya demi mencoba langsung kelezatan Nasi Itik dari tempat asalnya.

Meski telah melegenda, para pelaku usaha Nasi Itik Gambut tetap menghadapi tantangan. Salah satunya adalah menjaga kualitas rasa di tengah persaingan yang semakin ketat.

Beberapa inovasi pun mulai dilakukan, seperti menyediakan varian sambal berbeda, menggunakan nasi uduk atau nasi gurih, hingga membuat menu Nasi Itik Instan dalam kemasan praktis yang bisa dikirim ke luar pulau.

Namun, para pelaku usaha tetap menjaga orisinalitas. “Kunci utamanya tetap di bumbu dan teknik memasak yang turun-temurun.

Itu yang tidak boleh hilang,” ujar salah satu pemilik warung Nasi Itik yang enggan disebut namanya.

Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, Nasi Itik Gambut bukan hanya soal rasa. Ia adalah bagian dari identitas dan kebanggaan daerah.

Makanan ini telah menjadi simbol kreativitas kuliner Banjar yang kaya rempah dan kuat rasa.

Dengan dukungan pemerintah daerah dan promosi pariwisata yang semakin gencar, harapannya Nasi Itik Gambut bisa dikenal lebih luas—baik nasional maupun internasional.

Tidak hanya sebagai makanan lezat, tetapi juga sebagai warisan budaya kuliner Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: