Gubernur Sumsel Bolehkan Pasang Lift Jembatan Ampera Palembang, Asal...

Gubernur Sumsel Bolehkan Pasang Lift Jembatan Ampera Palembang, Asal...

Jembatan Ampera yang menjadi ikonik Kota Palembang-foto : koer-

PALEMBANG, PALPOS.ID – Meskipun banyak menuai protes dan terancam dilaporkan secara hukum, namun pembangun lift Jembatan Ampera Palembang, sepertinya terus dilakukan.

Penolakan dari sejumlah elemen, termasuk dari sejarahwan, mahasiswa hingga DPRD Sumsel, tak mengendurkan niat untuk pembangunan lift Jembatan Ampera Palembang.

Bahkan, untuk menolak pembangunan lift Jembatan Ampera dan perluasan RS AK Gani, sejumlah mahasiswa sempat menggelar aksi demo.

Kemudian, pihak DPRD Sumsel juga sempat melakukan rapat dengar pendapat terkait penolakan pembangunan lift Jembatan Ampera itu.

BACA JUGA:Meski Diprotes Pemasangan Lift di Jembatan Ampera Palembang Tetap Lanjut, Ini Targetnya...

Teranyar terkait pembangunan lift Jembatan Ampera, juga mendapat sorotan dari Gubernur Sumsel H Herman Deru.

Orang nomor satu di Provinsi Sumsel ini memperbolehkan pembangunan Lift tersebut, asalkan tidak ada yang dilanggar.

"Sekarang yang jadi pertanyaannya, siapa yang mau naik ke sana? (lift)," kata Herman Deru kepada awak media, Jumat 2 Desember 2022.

Dikatakan Herman Deru, jika memang pemasangan lift tersebut tujuannya untuk wisata dan tidak mengubah konstruksi bangunan, maka tak mengapa. Asalkan, dalam pemasangan lift tersebut tidak ada aturan yang terlanggar.

BACA JUGA:Buntut Pengerjaan Lift dan Perluasan RS A.K Gani, Ini Tuntutan Mahasiswa!

"Jika untuk wisata apa salahnya juga, selagi itu tidak ada aturan yang melanggar," ujarnya.

Dijelaskan Deru, pembangunan lift di tower Jembatan Ampera tidak mengubah performanya sebagai ikon Kota Palembang.

Kendati, pemasangan tersebut hanya untuk memodernisasi. Terlebih, tujuannya untuk wisatawan dan perawatan.

"Jadi tidak mengubah performanya. Hanya dimodernisasi saja," tutur Herman Deru.

BACA JUGA:Sejarahwan Palembang Apresiasi Aksi Mahasiswa Tolak Lift Jembatan Ampera

Kendati demikian, Herman Deru mengatakan, jika memang harus diinspeksi lebih lanjut maka tak mengapa juga. Mengingat, Jembatan Ampera sudah berusia lebih dari setengah abad.

 

Apresiasi Mahasiswa Tolak Lift Jembatan Ampera

Terpisah, terkait aksi damai yang dilakukan oleh ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa membuat sejarahwan, Vebri A Lintani angkat bicara.

Dalam hal ini Vebri menuturkan, jika dirinya dan beberapa sejarahwan lainnya sangat mengapresiasi bentuk solidaritas dari Mahasiswa karena sudah turun ke jalan demi menyampaikan penolakan perluasan pembangunan RS AK Gani dan pemasangan lift di Jembatan Ampera Palembang.

"Ini baru langkah awal untuk kawan dan mahasiswa demi melakukan perlindungan cagar budaya," tuturnya, Kamis 01 Desember 2022.

Menurutnya, Mahasiswa memang sudah seharusnya kritis apalagi menyangkut hal yang menjadi kerasahan masyarakat khusunya di Kota Palembang.

BACA JUGA:Tolak Lift Jembatan Ampera, Belum Dibutuhkan Masyarakat

"Kebanyakan mahasiswa sejarah wajar kalau mereka ikut kritis, apalagi dalam konteks sejarah.

Akhir-akhir ini opini publik tentang BKB dan juga RS A.K Gani sudah menyebar, karena itu mereka antusias untuk ikut aksi mempertahankan BKB sebagai cagar budaya," ucapnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, Mahasiswa ikut khawatir terkait masalah ini karena ditakutkan BKB dan Ampera batal statusnya menjadi cagar budaya.

"Mereka khawatir tentang perluasan RS A.K Gani karena pasti akan mengancam batalnya status cagar budaya.

BACA JUGA:3 Fakta Menarik Terkait Jembatan Ampera Palembang, Apa Saja Ya

Dan untuk lift di jembatan Ampera kalau kita dengar kajianya hanya sebatas satu sudut pandang, yakni hanya kontruksi secara bangunan. Jadi tidak konferensi, sedangkan Ampera belum ditetapkan jadi cagar budaya," katanya.

Dirinya menjelaskan, jika Ampera merupakan landmark kota Palembang yang selalu diingat.

"Ampera ini sebagai identitas, kalau dulu orang-orang melihat Ampera pasti ingatnya Palembang. Itu adalah Landmark kota, harusnya dihargai bangunannya," jelasnya.

Selain itu, dirinya menambahkan jika memang seharusnya tidak boleh ada yang menutupi landmark kota Palembang.

BACA JUGA:Kadisbudpar Sumsel Akan Kaji Ulang Pemasangan Lift di Jembatan Ampera

"Kita ngga bisa melihat utuh Ampera dari monpera ini karena tertutup pohon, harusnya tidak boleh ada bangunan yang lebih tinggi di sini.

Dan kemudian sudah babak belur sebagai cagar budaya, Lift baru ini akan membebani atau tidak, nah Itu yang kita khawatirkan.

Jadi kita berterima kasih kepada mahasiswa karena sudah ikut berpartisipasi, mahasiswa harus belajar kritis," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumeks.co