Embun Pagi, Keajaiban yang Menghilang dan Harapan yang Menggema di Kota Lubuklinggau

Embun Pagi, Keajaiban yang Menghilang dan Harapan yang Menggema di Kota Lubuklinggau

Bukit Sulap yang menjadi paru-paru Kota Lubuklinggau dan daerah sekitarnya menghilang dari pandangan diselimuti embun tebal saat pagi hari.-Foto : Maryati-

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID- Sejak tiga hari terakhir, salah satu ikon Kota Lubuklinggau, Bukit Sulap, telah menghilang dari pandangan. Kondisi ini disebabkan oleh tebalnya embun dan sejuknya cuaca di pagi hari. 

Seperti pagi ini, Kamis 11 April 2024, embun kembali menyelimuti Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Kondisi seperti ini menjadi sesuatu yang didambakan oleh banyak masyarakat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan padat penduduk. Namun, tidak semua kota mendapatkan anugerah tak ternilai seperti itu.

Kota Lubuklinggau sendiri sudah lama tidak menikmati embun di pagi hari. Polusi udara dari asap kendaraan setiap harinya telah menghiasi Kota Lubuklinggau, mirip dengan kota-kota lainnya. 

Namun, Kawasan Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Bukit Sulap, yang menjadi penyumbang oksigen terbesar untuk wilayah Kota Lubuklinggau dan daerah sekitarnya, menjadi keberuntungan tersendiri bagi Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Herman Deru Santuni 276 Petugas Kebersihan Prabumulih yang tidak Dapat THR

BACA JUGA:Hiswana Migas dan Pertamina Patra Niaga Ajak Insan Pers di Kota Lubuklinggau untuk Bukber

Meskipun polusi udara tinggi, oksigen yang dilepaskan oleh Bukit Sulap membantu warga Kota Lubuklinggau untuk tetap menghirup udara segar, terutama di pagi hari, terutama setelah hujan di malam atau subuh dini hari, seperti pagi ini.

Seorang bocah Sekolah Dasar (SD) di Kota Lubuklinggau terlihat sangat gembira begitu membuka pintu dan melihat kabut embun menyelimuti Kota Lubuklinggau. "Mama, lihat banyak embun, tapi Bukit Sulapnya kemana kok hilang," ujarnya kepada ibunya. 

Lalu ibunya menjelaskan, "Karena tertutup embun, nanti kalau embunnya menghilang, Bukitnya akan terlihat kembali," ujar si ibu.

Sesaat kemudian, bocah SD tersebut sudah tidak peduli dengan menghilangnya Bukit Sulap, yang menjadi salah satu ikon Kota yang berjuluk Bumi Sebiduk Semare ini. Malah, sebaliknya, dia sibuk bermain dengan riang di bawah embun yang menyelimuti Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Mau Ikutan Mudik, Emak-Emak Dengerin Pesan Ketua Bhayangkari Polres Lubuklinggau ya!

BACA JUGA:Kejari Lubuklinggau Mengembalikan Uang Negara Rp 730,33 juta dari Kasus Korupsi PT Mura Sempurna

Ucapan syukur terlontar dari nenek sang bocah. "Alhamdulillah, menjelang lebaran cuaca selalu baik, semoga menjadi pertanda baik juga untuk kesejahteraan masyarakat," ucapnya diiringi doa yang keluar dari nenek bocah yang berusia sekitar 75 tahun itu.

Sementara itu, pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, suasana terlihat lebih gelap dari biasanya. Mentari pagi masih bersembunyi di balik embun. Dengan cuaca seperti ini, Kota Lubuklinggau menjadi salah satu kota idaman bagi warga yang tinggal di wilayah perkotaan padat penduduk yang biasanya dikelilingi oleh polusi udara dan asap kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: