Kedatangan Unit Terakhir Pesawat C-130J Super Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma,

BACA JUGA:KF-21 Boramae: Geopolitik, Gaduh Pembayaran, dan Masa Depan Kerjasama Pertahanan

Selain itu, sistem flight station yang lebih modern dan sistem avionik digital terintegrasi penuh memberikan kemudahan dan presisi bagi pilot dalam mengendalikan pesawat.

Teknologi navigasi canggih yang mencakup sistem navigasi inersia ganda dan GPS serta tampilan layar head-up menjadikan pesawat ini mampu beroperasi dengan tingkat akurasi dan keamanan yang tinggi.

Kecepatan maksimal C-130J mencapai 660 kilometer per jam pada ketinggian 6.706 meter, didukung oleh empat mesin turboprop Rolls-Royce AE 2100D yang masing-masing menghasilkan daya 4.700 tenaga kuda.

BACA JUGA:Konsorsium Kemalak Malaysia Meluncurkan Helikopter Tempur Baru di DSA 2024

BACA JUGA:UEA Pilih J-20 China sebagai Alternatif dalam Pembelian Jet Tempur Siluman F-35 Amerika Serikat

Implikasi Strategis bagi Pertahanan Indonesia

Kehadiran pesawat C-130J Super Hercules ini tidak hanya menambah jumlah armada, tetapi juga memperkuat kemampuan operasional TNI AU dalam menjalankan tugas-tugas pertahanan dan keamanan negara.

Pesawat ini mampu melaksanakan berbagai misi mulai dari pengangkutan logistik, evakuasi medis, hingga operasi militer yang memerlukan mobilitas tinggi.

BACA JUGA:Revolusi Pertahanan Malaysia dalam Kendaraan Lapis Baja

BACA JUGA:Korea Selatan Pertimbangkan Proposal dari Indonesia Tentang Pengurangan Biaya Proyek KF-21 Boramae

Dengan adanya peningkatan kemampuan angkut dan teknologi canggih, TNI AU dapat merespon situasi darurat dan kebutuhan strategis dengan lebih cepat dan efektif.

Hal ini penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, dimana mobilitas udara memainkan peran vital dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.

Komitmen TNI AU dalam Modernisasi Alutsista

BACA JUGA:Tepis Misinterpretasi, Kemhan RI Klarifikasi Isu Pembayaran dalam Proyek Jet Tempur KF-21

Sumber: