Cipayung Plus Sebut PBAK UIN Raden Fatah Palembang Tahun 2022 Terindikasi Pungli

Cipayung Plus Sebut PBAK UIN Raden Fatah Palembang Tahun 2022 Terindikasi Pungli

Mahasiswa yang tergabung organisasi Cipayung Plus foto Bersama Wakil Rektor 3 UIN Raden Fatah Palembang, Dr Hamidah MAg, usai audiensi, Kamis (25/08). -Palpos.id-Humas Cipayung Plus

PALEMBANG, PALPOS.ID – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Raden Fatah (Rafa) Palembang, terindikasi adanya pungutan liar (pungli).

Hal itu terungkap saat perwakilan organisasi mahasiswa yang tergabung Cipayung Plus, audiensi dengan Wakil Rektor III UIN Rafa Palembang, DR Hamidah Mag, Kamis, 25 Agustus 2022.

Adapun perwakilan Cipayung Plus itu, PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UIN Rafa Palembang.

Kemudian, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi).

BACA JUGA:Komitmen Indonesia Bersih, 1.000 Mahasiswa Baru UIN Raden Fatah Palembang Tanam Pohon Jenis Tanaman Hutan

Dalam pertemuan tersebut, Cipayung Plus menyampaikan beberapa kejanggalan pada saat pelaksanaan PBAK UIN Raden Fatah Palembang Tahun 2022 yang dilaksanakan pada tanggal 17-19 Agustus 2022.

Beberapa kejanggalan tersebut diantaranya Organisasi Ekstra Kampus tidak diberikan panggung untuk melaksanakan Inagurasi di hadapan Mahasiswa Baru.

Sedangkan di tahun tahun sebelumnya, Organisasi Ekstra selalu diberikan ruang untuk menampilkan identitas organisasi mereka di hadapan Mahasiswa Baru, sebagaimana halnya dengan Organisasi Intra Kampus yakni UKMK.

Ketua Umum PC IMM UIN Rafa Palembang, Muhammad Rizky Kurniawan mengatakan, Organisasi Ekstra keberadaannya sudah dijamin oleh undang undang.

BACA JUGA:Wisudawan UIN Raden Fatah ke-81 Dituntut Terapkan Moderasi Beragama

Yakni Permenristekdikti No 55 Tahun 2018. Artinya sudah menjadi hak dan kewajiban kampus dalam membina, merawat serta memberikan ruang untuk kita bisa berkiprah lebih banyak. Serta berkolaborasi dalam memajukan kampus.

Karena kampus adalah tempat untuk kita berpikir, mengasah intelektual serta ditempa untuk menjadi pemimpin bangsa.

Oleh karena itu kampus tidak boleh membatasi ruang gerak untuk kita berkarya.

‘’Seyogyanya dibina dan difasilitasi, serta diajak berdialektika untuk bersama sama bisa menciptakan keharmonisasian di kampus," ujarnya.

BACA JUGA:Serah Terima Mahasiswa KKN UMP, Ini Doa Ardani Untuk Para Mahasiswa

Selain itu, ada sorotan yang lebih penting lagi di dalam pelaksanaan PBAK tahun ini. Yakni adanya tindakan Pungutan Liar (Pungli) diduga dilakukan Panitia kepada Mahasiswa Baru (Maba).

Bahkan adanya laporan dari Maba bahwa mereka diwajibkan untuk mengumpulkan uang ke masing-masing kakak damping (kadam), senilai Rp100 ribu.

Bahkan ada ancaman jika mereka tidak mengumpulkan uang tersebut. Dimana Rp100rb ini terbagi menjadi 3 macam. Yakni, Rp50 ribu untuk makan selama 3 Hari, Rp25 ribu membeli 3 pin dengan ukuran kecil. Dan Rp25 ribu cetak foto.

Sedangkan Ketua Umum HMI Korkom UIN Rafa Palembang, Lovi Andiko mengatakan, dengan adanya tindakan pungli yang sudah menjadi kultur di setiap pelaksanaan PBAK.

BACA JUGA:Dugaan Suap Mahasiswa Baru, KPK Tetapkan Empat Tersangka Termasuk Rektor Unila

Tentunya ini harus menjadi perhatian khusus semua pimpinan kampus. Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di PBAK yang akan datang. Dan juga rektorat harus tegas dalam menyikapi hal tersebut.

Sebagaimana awal jumlah Maba yang mengikuti PBAK Offline sebanyak 1.500 orang. Akan tetapi Panitia melanggar, dengan menghadirkan 3.000 Mahasiswa Baru yang sudah melebihi kapasitas.

‘’Tentu ini menjadi keuntungan bagi Panitia. Mengingat Peserta PBAK dipinta iuran Rp100 ribu per orang,” ungkapnya.

Sementara Ketua Umum PK PMII UIN Rafa Palembang, Try Marcorius menyayangkan adanya kebijakan iuran Rp100 ribu. Uang itu terbagi Rp25 ribu untuk pin, Rp25 ribu cetak foto, dan Rp50 ribu untuk makan yang dibuat panitia.

BACA JUGA:Rektor dan Pejabat Unila Ditangkap KPK Terkait Dugaan Suap Penerimaan Mahasiswa Baru

Semua itu dilakukan panitia  untuk memanfaatkan Mahasiswa Baru yang notabane dari mereka belum memiliki pengetahuan banyak. Terutama tentang kebijakan dan peraturan yang ada di kampus.

Terakhir, Muhammad Nurkholish selaku Ketua Umum PK KAMMI UIN Rafa Palembang menegaskan, setelah melihat fenomena kegiatan PBAK UIN Raden Fatah Palembang Tahun 2022.

Menurut Nurkholish, jelas ada banyak kejanggalan yang terjadi antara komunikasi, koordinasi dan pengawasan dari pihak rektorat. Serta panitia pelaksana yang langsung dibenarkan oleh Warek III.

Berkenaan dengan iuran yang dilakukan oleh panitia itu bersifat ilegal (tanpa ada persetujuan dari rektorat).

BACA JUGA:Mahasiswa Desak Pemprov Gerak Cepat Tuntaskan Kasus Pondok Mesudji

Dengan rincian konsumsi Rp50.000, pin 25.000, foto 25.000.

Warek III menyampaikan, memang benar ada konfirmasi dari panitia meminta persetujuan mengenai iuran untuk konsumsi. Tapi tidak dengan pin dan foto.

‘’Dengan jumlah ribuan Maba yang mengikuti PBAK Offline ini, menjadi ladang bisnis bagi mereka penyelenggara PBAK. Serta mencari kesempatan untuk memperkaya diri, bahkan kelompok,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Rektor III UIN Rafa Palembang, DR Hamidah Mag mengaku, perbuatan dilakukan oleh Panitia PBAK ini diluar kendali. Dan tidak diketahui oleh pihak Rektorat.

BACA JUGA:Gelar Unjuk Rasa, Mahasiswa Poltek Sekayu Tanyakan Haknya

Panitia hanya mengkonfirmasi bahwa dalam memudahkan peserta PBAK makan, sehingga panitia berinisiatif untuk mengumpulkan uang tersebut. ‘’Sehingga ketika makan siang, mereka bisa kolektif,” tegasnya.

"Saya hanya mendapatkan kabar bahwa Maba ini, agar mereka bisa terkoordinir. Akhirnya panitia menginstruksikan untuk makan bersama sama. Yakni dari hasil uang yang panitia minta ke mereka,” jelasnya.

‘’Bahkan untuk jumlahnya pun panitia kepada saya jika uang tersebut, lebihnya akan mereka kembalikan kepada Mahasiswa Baru," tegasnya.

Lanjutnya, laporan yang telah teman teman sampaikan kepada dirinya, akan dicrosscek kembali dan ditindak lanjuti dalam waktu dekat. ‘’Dan saya akan memanggil pihak yang bersangkutan untuk menjelaskan secara detail persoalan ini,” ungkapnya.

BACA JUGA:Usai Bunuh Teman, Mahasiswa Infaq Rp500 Ribu di Masjid

Bahkan terkait jumlah peserta PBAK yang mengikuti secara offline, Pihaknya katakan baiknya dihadirkan kurang lebih 1.500 saja. Mengingat kapasitas ruangan dan fasilitas yang ada di Gedung Academic Center (AC).

Agar Maba merasakan kenyamanan dan tidak terganggu seperti kepanasan. ‘’Karena siapa tau nanti ada penyakit sesak nafas, sehingga bisa mengakibatkan mereka pingsan," pungkasnya

‘’Jelas ini sudah memperburuk citra dari kampus UIN Raden Fatah Palembang yang secara jelas adalah kampus Islam yang paham akan nilai nilai keislaman,” tambahnya.

Sebagai penutup, kelompok Cipayung Plus menyampaikan kepada Wakil Rektor III UIN Raden Fatah agar segera menuntaskan persoalan ini. Dan jangan sampai diperlambat, sehingga pihak rektor III serta yang terkait terkesan membiarkan persoalan yang tidak dibenarkan tersebut.

BACA JUGA:Mahasiswa di Palembang Gelar Pagelaran Seni Tradisi

Karena persoalan yang ada di PBAK Universitas sehingga menurun ke PBAK Fakultas.

Bahkan ada bisnis materai. Dimana Maba disuruh untuk membawa materai, namun tidak langsung ditandatangani di formulir tersebut, dan dikumpulkan kepada panitia. Untuk apa materai tersebut, kalau nantinya bukan untuk diperjualbelikan. Dan inilah biang penyakit dari kejanggalan PBAK Universitas. (*/rilis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: humas cipayung plus